Jelang G20, AS Siapkan Tekanan Pada Rusia Agar Buka Pengiriman Gandum
Menjelang pelaksanaan G20 di Bali, pemerintah Amerika Serikat (AS) bersiap untuk menekan Rusia agar membuka kembali jalur laut yang diblokade akibat perang.
IDXChannel - Menjelang pelaksanaan G20 di Bali, pemerintah Amerika Serikat (AS) bersiap untuk menekan Rusia agar membuka kembali jalur laut yang diblokade akibat perang di Ukraina. Menurut mereka, hal ini sangat penting demi memastikan pengiriman gandum berjalan lancar demi ketahanan pangan dan energi.
"Negara-negara G20 harus meminta pertanggungjawaban Rusia dan bersikeras mendukung upaya PBB yang sedang berlangsung untuk membuka kembali jalur laut untuk pengiriman biji-bijian," kata asisten menteri luar negeri untuk urusan ekonomi dan bisnis, Ramin Toloui, kepada wartawan, demikian dikutip dari Reuters, Rabu (6/7/2022).
Dia mengatakan, langkah ini merujuk pada inisiatif untuk mencoba proses pengiriman bahan makanan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia ke pasar global dapat berjalan kembali, hal itu dikatakannya dalam sesi pertemuan jajaran menteri G20.
“Entah itu terjadi di tingkat G20, atau di tingkat masing-masing negara G20, itu poin penting yang akan disampaikan Menteri Blinken,” katanya.
Diplomat utama AS untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink, melanjutkan pada jumpa pers berikutnya, di mana ddia mengharapkan adanya pertukaran informasi yang nyata di Ukraina ketika Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela G20.
"Ini akan menjadi kesempatan lain ... untuk menyampaikan harapan kami tentang apa yang kami harapkan dilakukan dan tidak dilakukan China dalam konteks Ukraina," katanya.
Sesaat sebelum invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, China dan Rusia mengumumkan kemitraan "tanpa batas". Tetapi para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat China menghindari sanksi yang dipimpin AS terhadap Moskow atau memberikan peralatan militer ke Rusia.
China menolak untuk mengutuk tindakan Rusia dan mengkritik sanksi Barat yang luas. Para pejabat AS telah memperingatkan konsekuensi, termasuk sanksi, jika China mulai menawarkan dukungan material untuk upaya perang Rusia.
Washington menyebut China saingan strategis utamanya dan khawatir bahwa suatu hari nanti mungkin akan mencoba mengambil alih pulau demokratis Taiwan dengan paksa, sama seperti Rusia menyerang Ukraina.
Kritenbrink mengatakan "sangat penting" untuk mempertahankan jalur komunikasi terbuka dengan rekanan China-Amerika, "untuk memastikan bahwa kami mencegah kesalahan perhitungan yang dapat menyebabkan konflik dan konfrontasi secara tidak sengaja," tutupnya. (TYO)