ECONOMICS

Jelang Lebaran, Harga Pangan di Malang Mulai Stabil

Avirista M/Kontributor 13/04/2023 14:15 WIB

Bahkan ada komoditas seperti tepung yang sempat sulit dan harganya naik setiap menjelang lebaran, di tahun ini harganya cukup stabil.

Jelang Lebaran, Harga Pangan di Malang Mulai Stabil (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Sejumlah harga pangan di Kota Malang terpantau stabil menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Hal ini terlihat dalam peninjauan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang di Pasar Bunulrejo, Kota Malang.

Dipimpin oleh Wali Kota Malang Sutiaji TPID mendatangi sejumlah pedagang bahan pangan. Bahan pangan pokok seperti beras, telur, gula, hingga komoditas pangan seperti daging ayam dan daging sapi, menjadi prioritas peninjauan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. 

Sutiaji menuturkan, dari hasil peninjauan kali ini didapati beberapa harga kebutuhan pangan pokok terkendali. Secara stok ketersediaannya pun dinilai Sutiaji aman memenuhi permintaan masyarakat hingga usai lebaran.

"Di pasar semua sudah tahu semua, cukup terkendali berkaitan dengan masalah - masalah harga yang ada di pasar, mulai dari daging ayam, daging sapi, telur, cabai, tomat, tepung terigu, beras, gula, minyak, tidak ada peningkatan yang cukup berarti," kata Sutiaji usai peninjauan harga pangan pada Kamis (13/4/2023).

Bahkan ada komoditas seperti tepung yang sempat sulit dan harganya naik setiap menjelang lebaran, di tahun ini harganya cukup stabil. Hal ini menimbulkan rasa optimis agar inflasi di Kota Malang bisa dikendalikan selama masa lebaran 2023.

"Mudah-mudahan kami bisa mempertahankan inflasi di Kota Malang yang kemarin m to m-nya terkecil, di angka kemarin angka 0,24 (persen), naik dikit dari 0,19 persen. Dan Alhamdulillah mudah-mudahan bisa terkondisikan dengan baik," ujarnya.

Sementara permalasahan kelangkaan beras Bulog yang sempat terjadi di awal-awal Ramadan lalu diklaim juga telah terselesaikan. Pasalnya ada tambahan 6.000 ton di Gudang Bulog Malang dari para petani dalam negeri.

"Kalau kemarin ada kelangkaan di Bulog dulu, mungkin 1,5 bulan lalu tinggal beras luar negeri saja, ternyata Alhamdulillah saat ini sudah tersedia 6.000 ton, sudah ada. Itu artinya beras yang selain luar negeri masih, sudah tidak langka seperti dulu," jelasnya.

Kelangkaan yang terjadi beberapa waktu lalu disebutnya karena adanya kesenjangan antara harga yang ditentukan pemerintah dengan pasar dalam standarisasi harga beli gabah kering.

"Kelangkaan dulu karena apa, standarisasii harga dari Bulog yang ditentukan oleh pusat dengan harga pasar ada gap dikit, selisih Rp 50 per kilo gabah kering. Tapi Alhamdulillah sudah terpenuhi dengan bagus," tuturnya.

Pria kelahiran Lamongan ini pun meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir akan stok pangan selama lebaran. Ia pun mengimbau agar masyarakat tidak membelanjakan secara berlebihan atau panic buying.



(SAN)

SHARE