ECONOMICS

Jepang Alami Kenaikan Inflasi, Nilai Tukar Yen di Titik Terendah

Ibnu Hariyanto 27/12/2024 13:26 WIB

Nilai tukar mata uang Jepang, yen berada di titik terendah pada Jumat (27/12/2024) sejak Juli 2024. Kini nilai tukar yen berada di angka 157,7 per USD.

Nilai tukar mata uang Jepang, yen berada di titik terendah pada Jumat (27/12/2024) sejak Juli 2024. (foto: MNC Media)

IDXChannel- Nilai tukar mata uang Jepang, yen berada di titik terendah pada Jumat (27/12/2024) sejak Juli 2024. Kini nilai tukar yen berada di angka 157,7 per USD.

Dikutip CNA, nilai ini naik tipis 0,1 di banding hari sebelumnya. Namun nilainya tetap di bawah level terendah sesi tersebut yakni 158,09 per USD sejak 17 Juli 2024.

Dolar berada di jalur kenaikan 5,4 persen bulan ini terhadap yen dan kenaikan 11,9 persen untuk tahun ini. Analis Mizuho Securities, Masafumi Yamamoto dan Masayoshi Mihara dalam sebuah catatan menyebut situasi sangat berlebihan dan berisiko.

"Tren kenaikannya kuat, tetapi ada perasaan bahwa pergerakan USD yang kuat terhadap yen yang lemah yang telah kita lihat sampai saat ini sudah berlebihan dan ada risiko kemunduran," kata analis Mizuho Securities, Masafumi Yamamoto dan Masayoshi Mihara.

Dia berharap otoritas Jepang segera bertindak untuk menstabilkan kembali nilai tukar yen terhadap USD.

"Ada juga kemungkinan peringatan intervensi yang lebih tegas dari para pejabat Jepang," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Jepang dan diplomat tinggi valuta asing Jepang pada 20 Desember 2025 sangat khawatir dengan pergerakan mata uang asing yang berlebihan. Mereka menegaskan siap untuk mengambil tindakan yang tepat.

Sementara, Bank Sentral Jepang (BOJ) masih berhati-hati dengan kebijakan soal suku bunga merespons kebijakan Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed AS) beberapa waktu lalu. Padahal dari data Desember 2024, Jepang mengalami kenaikan inflasi.

Gubernur BOJ, Kazuo Ueda menyatakan bank akan menyesuaikan tingkat akomodasi moneter berdasarkan perkembangan aktivitas ekonomi, harga, dan kondisi keuangan. Dia mengaku membuka kemungkinan kenaikan suku bunga pada Januari 2025.

(Ibnu Hariyanto)

SHARE