Jepang Krisis Populasi, RI Rencana Kirim 100 Ribu Tenaga Kerja
Dalam beberapa tahun ke depan, penerimaan pekerja migran Indonesia (PMI) untuk Jepang diperkirakan meningkat empat kali lipat.
IDXChannel - Dalam beberapa tahun ke depan, penerimaan pekerja migran Indonesia (PMI) untuk Jepang diperkirakan meningkat empat kali lipat. Hal ini membantu negara Asia Timur tersebut mengurangi kekurangan tenaga kerja yang disebabkan minimnya populasi muda.
Melansir South China Morning Post, Minggu (17/12/2023), Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) RI, Anwar Sanusi, mengatakan Indonesia menargetkan mengirimkan 100 ribu pekerja tambahan ke Jepang dalam lima tahun ke depan, dan akan menyediakan sistem lamaran berbasis aplikasi untuk membantu pencari kerja menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan mereka di Jepang.
Pada April 2019, Jepang memulai skema untuk menerima orang asing yang diklasifikasikan sebagai Pekerja Berketerampilan Khusus (SSW), yang dikenal dalam bahasa Jepang sebagai tokuteigino, untuk mengatasi meningkatnya kekurangan tenaga kerja di negara tersebut.
Program lainnya, yang dikenal sebagai Program Pelatihan Magang Teknis (TITP), juga populer di kalangan pekerja asing yang mencari cara untuk memasuki pasar tenaga kerja Jepang.
Jepang akan membutuhkan 6,7 juta pekerja asing pada 2040 untuk memenuhi proyeksi tingkat pertumbuhan ekonominya, menurut laporan Badan Kerja Sama Internasional Jepang pada 2022.
Di sisi lain, Indonesia juga sangat ingin mendapatkan manfaat dari bonus demografinya, di mana 70 persen penduduknya kini berusia antara 17 dan 64 tahun. RI ingin mengurangi tingkat pengangguran, yang kini berada pada angka 5,32 persen, mewakili 7,86 juta penduduk usia kerja.
"Indonesia adalah salah satu pemasok pekerja migran asing terbesar ke Jepang dan tren ini kemungkinan akan terus berlanjut dan tumbuh secara substansial di masa depan," ujar konsulat Indonesia di Osaka, Dody Kusumonegoro, kepada This Week in Asia.
Berdasarkan Data Kementerian Imigrasi Jepang, terdapat 325 ribu pekerja asing di Jepang di bawah skema TITP dan SSW pada 2022, di mana 54 persen di antaranya berasal dari Vietnam, diikuti oleh 14,1 persen dari Indonesia, dan 9 persen dari Filipina.
Dody mengatakan tahun lalu merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia di bawah skema SSW dengan kedatangan 12.438 pekerja baru di Jepang, menjadikannya penerimaan tahunan terbesar yang pernah tercatat. (NIA)
[10:20 pm, 17/12/2023] Nia Deviyana: Berita 67-Magang Erdianisa
Bank of England Enggan Berspekulasi soal Penurunan Suku Bunga
IDXChannel - Gubernur Bank of England menilai masih terlalu dini untuk berspekulasi mengenai kapan suku bunga Inggris akan turun.
Hal tersebut menyusul langkah dovish The Fed yang mempertahankan suku bunganya.
Di Inggris, ada inflasi yang dipicu tingginya biaya energi dan pangan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Meskipun kenaikan harga telah berkurang menjadi 4,6%, angka tersebut masih lebih dari dua kali lipat target inflasi Bank of England sebesar 2%.
"Kita telah melihat banyak guncangan besar, yang kita alami tahun lalu, mereda, khususnya terkait dengan perang di Ukraina dan sebagainya," kata Bailey dilansir dari BBC, Minggu (17/12/2023).
"Tetapi ada elemen (inflasi) yang terus-menerus yang harus kita hilangkan. Sehingga, pandangan saya saat ini adalah terlalu dini untuk mulai berspekulasi mengenai penurunan suku bunga," imbuh dia.
Dalam risalah rapat komite penetapan suku bunga, disebutkan bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk waktu yang cukup lama untuk mengembalikan inflasi ke 2%.
Salah satu faktor yang dibahas oleh Komite Kebijakan Moneter (MPC) adalah bahwa inflasi di Inggris masih lebih buruk dibandingkan di AS dan zona euro.
Enam dari sembilan anggota MPC memilih untuk mempertahankan suku bunga di 5,25%, dan tidak ada perubahan dalam pernyataan bahwa suku bunga akan tetap pada tingkat ini untuk jangka panjang. (NIA)