ECONOMICS

Jepang Revisi PDB Kuartal 2-2025, Ekonomi Tumbuh 2,2 Persen Imbas Belanja Konsumen Meningkat

Kunthi Fahmar Sandy 08/09/2025 10:57 WIB

Produk domestik bruto tumbuh 2,2 persen secara tahunan dibandingkan kuartal sebelumnya dalam tiga bulan hingga 30 Juni

Jepang Revisi PDB Kuartal 2-2025, Ekonomi Tumbuh 2,2 Persen Imbas Belanja Konsumen Meningkat (FOTO:Dok Laman Investing)

IDXChannel - Perekonomian Jepang tumbuh jauh lebih cepat daripada perkiraan awal pada kuartal kedua, didorong oleh revisi ke atas dalam konsumsi dan inventaris swasta sehingga memberikan kepastian bagi para pembuat kebijakan dalam menghadapi ketidakpastian politik dan perdagangan.

Dilansir dari laman Investing Senin (8/9/2025), Produk domestik bruto tumbuh 2,2 persen secara tahunan dibandingkan kuartal sebelumnya dalam tiga bulan hingga 30 Juni, menurut data revisi dari Kantor Kabinet pada hari Senin atau naik dari 1,0 persen yang diumumkan pada 15 Agustus dan perkiraan median para ekonom.

Meskipun angka-angka tersebut menunjukkan pertumbuhan pesat di negara tersebut, tarif AS dan meningkatnya ketidakpastian politik dapat mempersulit pengambilan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang setelah Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengundurkan diri pada hari Minggu.

Adapun per kuartal-ke-kuartal, PDB tumbuh 0,5 lersen dibandingkan dengan perkiraan median dan perkiraan awal kenaikan 0,3 persen.

Kantor Kabinet mengatakan bahwa perkiraan yang ditingkatkan tersebut mencerminkan penjualan restoran, hewan buruan, dan belanja perusahaan, yang tidak tersedia pada saat rilis data awal.

Konsumsi swasta yang menyumbang lebih dari separuh perekonomian Jepang naik tipis 0,4 persen, dibandingkan kenaikan 0,2 persen dalam pembacaan awal.

Namun, para analis memperingatkan bahwa tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump dapat memicu perlambatan tajam ekspor pada kuartal ini dan melemahkan momentum perekonomian saat ini.

"Sulit untuk mengharapkan belanja konsumen cukup kuat pada kuartal Juli-September untuk mengimbangi penurunan ekspor," kata Shinichiro Kobayashi, kepala ekonom di Mitsubishi UFJ Research and Consulting.

"Meskipun data hari Senin kemungkinan besar tidak akan memengaruhi pertimbangan kebijakan Bank of Japan, kekhawatiran tarif dan ketidakpastian politik dapat menunda kenaikan suku bunga yang akan segera terjadi," kata ekonom Uichiro Nozaki dari Nomura Securities.

Fokus sekarang akan beralih ke angka PDB Juli-September untuk mengukur seberapa besar tarif AS telah membebani perekonomian.

Pekan lalu, Tokyo dan Washington meresmikan kesepakatan perdagangan dan menerapkan tarif yang lebih rendah untuk impor mobil Jepang dan produk-produk lain yang diumumkan pada bulan Juli sehingga memberikan sedikit kelegaan bagi perekonomian yang sangat bergantung pada ekspor.

Komponen belanja modal PDB, barometer permintaan swasta naik 0,6 persen pada kuartal kedua direvisi turun dari 1,3 persen pada estimasi awal. Sementara para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 1,2 persen.

Permintaan eksternal, atau ekspor dikurangi impor, berkontribusi 0,3 poin persentase terhadap pertumbuhan, sejalan dengan pembacaan awal. Permintaan domestik berkontribusi 0,2 poin persentase, membalikkan penurunan 0,1 poin persentase pada angka awal.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE