Jepang Terpaksa Buang Jutaan Vaksin Pfizer
Jepang terpaksa membuang jutaan dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer, padahal vaksin ini sudah ditunggu 72 juta rakyatnya.
IDXChannel - Jepang terpaksa membuang jutaan dosis vaksin Covid-19 buatan Pfizer, padahal vaksin ini sudah ditunggu 72 juta rakyatnya. Alasannya hanya satu, yakni jarum suntiknya tidak sesuai dengan standar yang digunakan di Jepang.
Menteri Kesehatan, Norihisa Tamura mengatakan, jarum suntik standar yang digunakan di Jepang tidak dapat mengekstraksi dosis keenam dan terakhir dari setiap botol yang diproduksi oleh produsen obat Amerika Serikat.
Dikutip Okezone, Rabu (10/2/2021), Jepang telah mengamankan 144 juta suntikan vaksin Pfizer, cukup untuk 72 juta warganya, dengan asumsi bahwa setiap botol berisi enam dosis. Namun, jutaan dari vaksin itu tidak dapat digunakan karena kekurangan jarum suntik khusus yang dinamakan “dead space”.
Jarum “dead space” memiliki pendorong sempit yang dapat mengeluarkan sisa cairan vaksin. Tidak adanya jarum khusus itu berarti tenaga medis di Jepang harus menggunakan terutama jarum suntik standar yang mampu mengekstraksi hanya lima dosis per botol, atau cukup untuk 60 juta orang-orang.
"Jarum suntik yang digunakan di Jepang hanya dapat digunakan dalam lima dosis. Kami akan menggunakan semua jarum suntik yang kami miliki yang dapat menghasilkan enam dosis, tetapi itu, tentu saja, tidak akan cukup karena lebih banyak suntikan diberikan," kata Tamura sebagaimana dikutip kantor berita Kyodo.
Setiap penerima vaksin membutuhkan dua suntikan selama selang tiga minggu untuk meningkatkan tingkat perlindungan, menurut Pfizer.
Pemerintah Jepang meminta produsen alat kesehatan meningkatkan produksi jarum suntik spesialis.
Dalam hal ini, Jepang tidak sendirian yang sedang menghadapi masalah tersebut. Negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) juga telah melaporkan kekurangan jarum suntik dead space, yang berarti kemungkinan akan ada persaingan yang kuat untuk segera mendapatkan pasokan.
“Ketika kontrak dibuat, kami tidak sepenuhnya yakin bahwa satu botol dapat digunakan untuk enam suntikan. Kami tidak dapat menyangkal bahwa kami lambat untuk memastikannya," kata seorang pejabat kementerian kesehatan Jepang. (RAMA)