Jepang Waspadai Penurunan Drastis Yen
Para pejabat ekonomi Jepang memantau pelemahan mata uang yen yang cepat dan spekulatif.
IDXChannel - Para pejabat ekonomi Jepang memantau pelemahan mata uang yen yang cepat dan spekulatif. Penurunan dikhawatirkan berdampak buruk bagi ekonomi negara tersebut.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (14/2/2024), mata uang Jepang baru-baru ini menembus level 150 yen per dolar.
Greenback naik ke level tertinggi dalam tiga bulan pada Selasa malam setelah inflasi Amerika Serikat (AS) tercatat lebih tinggi dari perkiraan pada Januari 2024. Ini memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuannya bulan depan.
“Kami mengawasi pasar dengan lebih cermat,” kata Menteri Keuangan Shunichi Suzuki kepada para wartawan.
"Pergerakan cepat tidak baik bagi perekonomian," lanjutnya.
Ketika ditanya apakah pihak berwenang akan melakukan intervensi di pasar mata uang, Suzuki meninggalkan para wartawan tanpa sepatah kata pun.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional Masato Kanda mengatakan negaranya akan mengambil tindakan yang tepa jika diperlukan.
"Pergerakan mata uang baru-baru ini terjadi dengan cepat. Yen telah melemah hampir 10 yen dalam jangka waktu satu bulan, pergerakan cepat seperti ini tidak baik bagi perekonomian," Kanda, mengatakan kepada para wartawan.
Ketika ditanya apakah langkah yang tepat termasuk melakukan intervensi di pasar untuk membendung pelemahan yen, Kanda mengatakan pihak berwenang akan mengambil tindakan yang paling tepat.
“Kami selalu mengawasi pasar 24 jam sehari, 365 hari setahun untuk bersiap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi, seperti bencana alam," lanjutnya.
Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang tiga kali pada 2022 ketika yen jatuh ke posisi terendah dalam 32 tahun mendekati 152 yen terhadap dolar. Pihak berwenang tidak pernah melakukan intervensi lagi sejak saat itu.
“Kami tidak menargetkan tingkat mata uang tertentu, namun kami secara komprehensif mempertimbangkan berbagai faktor, seperti seberapa cepat pergerakannya dan seberapa jauh penyimpangannya dari fundamental," jelas Kanda. (WHY)