Jerman Bakal Susul AS dan Eropa Embargo Migas Rusia
Jerman akhirnya memutuskan untuk mendukung sanksi internasional atas perdagangan minyak dan gas (migas) asal Rusia.
IDXChannel - Jerman akhirnya memutuskan untuk mendukung sanksi internasional atas perdagangan minyak dan gas (migas) asal Rusia. Meski, langkah ini sebenarnya dapat membuat negara tersebut terancam kekurangan energi.
Dikutip dari Reuters, Senin (2/5/2022), Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengungkap bentuk dukungan tersebut.
Dua diplomat Uni Eropa mengatakan blok tersebut akan lenih condong untuk mendukung larangan pada akhir tahun, di mana larangan itu sebagai bagian dari paket keenam sanksi terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.
Menteri energi Uni Eropa akan membahas larangan minyak yang diusulkan di Brussel pada Senin.
"Kami telah berhasil mencapai situasi di mana Jerman mampu menanggung embargo minyak," Habeck, dari ahli ekologi Greens, mengatakan pada konferensi pers. "Ini berarti itu tidak akan tanpa konsekuensi."
Menteri Keuangan Christian Lindner melangkah lebih jauh, mengatakan kepada penyiar Jerman bahwa ekonomi Jerman bahkan akan mampu menerima larangan segera.
“Dengan batu bara dan minyak, sekarang mungkin untuk melupakan impor Rusia,” Lindner dari Demokrat Bebas (FDP) mengatakan kepada WELT. "Tidak menutup kemungkinan harga BBM bisa naik."
Pemerintah Kanselir Olaf Scholz berada di bawah tekanan untuk mengurangi ketergantungan Jerman pada bahan bakar fosil Rusia dan dia telah dituduh kurang kepemimpinan setelah perlawanan awalnya untuk memasok Ukraina dengan senjata berat.
Jerman bulan lalu memotong bagian minyak Rusia menjadi 25% dari total impor dari 35% sebelum invasi.
Habeck mengatakan tantangan utama bagi Jerman adalah menemukan pengiriman minyak alternatif ke kilang di Schwedt yang dioperasikan oleh perusahaan negara Rusia Rosneft yang memasok wilayah Jerman timur serta wilayah metropolitan Berlin.
Daerah-daerah itu dapat menghadapi kekurangan pasokan jika terjadi embargo UE jika Jerman tidak dapat mengamankan impor minyak alternatif pada akhir tahun, kata Habeck.
"Kami masih belum memiliki solusi untuk kilang di Schwedt," kata Habeck. "Kami tidak bisa menjamin pasokan akan terus berlanjut. Pasti akan ada kenaikan harga dan akan ada beberapa pemadaman. Tapi itu tidak berarti kami akan tergelincir ke dalam krisis minyak."
Seorang penasihat Scholz mengatakan kepada Financial Times dalam sambutannya yang diterbitkan pada hari Minggu bahwa Jerman mendukung rencana embargo UE terhadap minyak Rusia tetapi ingin beberapa bulan lagi untuk mengamankan alternatif.
Joerg Kukies mengatakan kepada surat kabar itu bahwa tujuannya adalah untuk memastikan Schwedt dipasok dengan minyak non-Rusia yang dibawa oleh kapal tanker ke Rostock di Laut Baltik.
Untuk memungkinkan ini, pelabuhan Rostock harus diperdalam dan pekerjaan dilakukan pada pipa yang menghubungkannya ke Schwedt, katanya. (TYO)