Jerman Tolak Seruan AS, Akui Impor Migas dari Rusia Penting Bagi Eropa
Jerman akhirnya mengakui kebutuhan pasokan energi minyak dan gas (migas) dari Rusia sangat penting bagi ekonomi Eropa.
IDXChannel - Jerman akhirnya mengakui kebutuhan pasokan energi minyak dan gas (migas) dari Rusia sangat penting bagi ekonomi Eropa.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, pada Senin malam (7/3/2022), menentang seruan yang melarang impor migas dari Rusia sebagai bagian dari sanksi Barat terhadap Moskow.
Komentar Scholz muncul sehari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan Eropa terkait pelarangan impor minyak Rusia.
"Memasok energi (dari Rusia) ke Eropa dibutuhkan untuk pembangkit listrik, transportasi, hingga industri. Saat ini tidak ada cara lain untuk mengamankan pasokan energi Eropa, oleh karena itu sangat penting (pasokan energi Rusia) terhadap kehidupan warga negara kita," kata Scholz dalam pernyataan tertulisnya, dikutip dari The Guardian, Senin malam (7/3/2022).,
Seperti diketahui, Amerika Serikat tengah berupaya untuk menerbitkan undang-undang baru terkait embargo impor minyak dan produk energi dari Rusia.
Hal itu membuat harga minyak mentah mengalami lonjakan hingga mendekati USD140 per barel. Adapun harga gas alam juga meroket 79% menjadi EUR 345 per megawatt hour.
Uni Eropa juga sedang dalam tahapan diskusi untuk tetap memberikan sanksi terhadap Rusia, namun tidak mengorbankan kebutuhan energi mereka.
Selain sanksi keuangan, teknologi, hingga militer, agenda sanksi terhadap energi Rusia juga sedang menjadi pembahasan. Para pemimpin Eropa dijadwalkan akan mendeklarasikan keputusan mereka pada pertemuan puncak di Versailles, Kamis depan (10/3/2022).
Tanggapan Realistis Jerman
Pengakuan terbuka Scholz lebih awal ini merupakan tanggapan realistis Jerman atas ketergantungan energi terhadap Rusia, sekaligus upaya politik mereka untuk menahan Uni Eropa agar tidak menjatuhkan sanksi energi.
Menteri Ekonomi Jerman Roberth Habeck pernah mencatat bahwa negara ini mengimpor 55 persen gas alam, 35 persen minyak bumi, dan 50 persen batu bara dari Rusia.
Apabila supplai energi dari Rusia terhenti, maka Jerman membutuhkan pengiriman sekitar 600 kapal tanker gas alam cair, sebagaimana diperkirakan oleh Asosiasi Kamar Dagang dan Industri Jerman (DIHK), dilansir oleh Blooomberg, Senin (7/3/2022).
"Ini merupakan keputusan sadar dari pihak kami untuk tetap melanjutkan kegiatan bisnis di bidang pasokan energi dengan Rusia," tegas Scholz.
Kendati masih ingin memutar roda bisnis energi dengan Rusia, Scholz mendukung upaya Uni Eropa untuk mencari sumber energi alternatif.
"Pemerintah federal telah berbulan-bulan bekerja dengan Uni Eropa untuk mengembangkan alternatif energi dari Rusia. Tapi ini tidak bisa dilakukan dalam waktu semalam," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah menegaskan bahwa seruan boikot energi dari Rusia tidak ada gunanya.
"Tidak ada gunanya jika dalam tiga pekan ke depan, negara kami hanya memiliki pasokan listrik yang tersisa untuk beberapa hari. Oleh karena itu, kita harus kembali membahas sanksi-sanksi ini," ujar Baerbock kepada televisi Jerman, dilansir AFP, Minggu (6/3/2022). (TIA)