ECONOMICS

Jokowi Minta Erick Thohir Kerja Sama dengan Brasil untuk Capai Swasembada Gula

Suparjo Ramalan 05/11/2022 10:17 WIB

Jokowi meminta Menteri BUMN Erick Thohir menjajaki kerja sama dengan Brasil terkait swasembada gula karena negara tersebut memiliki manajemen yang baik.

Jokowi Minta Erick Thohir Kerja Sama dengan Brasil untuk Capai Swasembada Gula. (Foto: Biro Pers Setpres)

IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Menteri BUMN Erick Thohir menjajaki kerja sama dengan Brasil terkait swasembada gula. Kepala Negara menilai Brasil merupakan negara yang memiliki pengalaman baik dalam manajemen tebu dan gula. 

Kepala Negara juga memerintahkan agar BUMN menyiapkan bibit tebu dengan varietas yang paling baik. Dia memandang dengan cara menanam yang baik dan modern, maka 5 tahun ke depan Indonesia bisa mencapai swasembada gula. 

“Kita harapkan dengan cara penanaman yang baik dan modern ini dalam 5 tahun ke depan, kita bisa mandiri dan ketahanan pangan kita utamanya gula bisa kita lakukan sendiri, tanpa harus mengimpor, tapi memang butuh waktu mungkin dalam jangka 5 tahun ke depan, target kita seperti itu," ujar Presiden, Sabtu (5/11/2022).

Presiden mengungkapkan Indonesia masih mengimpor gula konsumsi. Saat ini gula konsumsi yang diimpor mencapai 1.088.000 ton per tahun. Sementara impor gula untuk industri berada di angka 3.569.000 ton per tahun. 

Harapan terbesar Presiden dalam lima tahun mendatang Indonesia menjadi produsen gula, tanpa harus diimpor dari negara lain. Dia mengingatkan bahwa Indonesia pernah menjadi raja gula dunia. 

Produk yang dihasilkan pun diekspor ke berbagai negara. "Padahal kita tahu di Indonesia ini adalah raja gula, ekspor kita ke mana-mana ke semua negara, saat itu. Pertanyaannya, kenapa dari yang dulu mengekspor kok sekarang impor," ucapnya.

Presiden menilai dengan penggunaan bibit yang baik dan mesin modern yang memberikan rendemen yang baik, akan menguntungkan petani. Namun, hal ini tentu membutuhkan investasi besar dan kerja keras.

Selain memenuhi gula konsumsi, tebu juga dapat diolah menjadi Bioetanol yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Langkah itu, sejalan ambisi pemerintah meningkatkan energi baru dan terbarukan (EBT).

Presiden mencatat separuh energi, BBM yang digunakan 50 persennya adalah impor. Dia tak ingin Indonesia terus-terusan seperti itu. Menurutnya tebu dan sawit bisa ditingkatkan lagi, itu akan memperkuat ketahanan energi negara nasional.

“Ini yang akan kita lakukan sehingga nantinya selain gulanya terpenuhi, ada sisi lain yaitu karena gula juga menghasilkan molase, ini yang akan dipakai untuk membangun industri 

Bioetanol yang juga akan memperkuat ketahanan energi kita," kata dia.

(FRI)

SHARE