Jokowi Senang, Investor India dan Arab Saudi Tertarik Investasi di Bandara Kertajati
Jokowi mengatakan investor asing menaruh minat besar untuk berinvestasi di Bandara Kertajati. Bahkan, sebagian ingin mencaplok saham bandara tersebut.
IDXChannel - Pemerintah pusat akan menetapkan investor asing yang ikut dalam pengoperasian dan kepemilikan saham Bandara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Sebab, banyak investor asing yang tertarik menanamkan modalnya di bandara tersebut.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan investor dari sejumlah negara menaruh minat besar untuk berinvestasi di Bandara Kertajati. Bahkan, sebagian dari mereka ingin mencaplok saham bandara terbesar di Jawa Barat tersebut.
Meski Kepala Negara belum membocorkan investor yang dimaksud, saat ini India dan Arab Saudi disebut-sebut tertarik berinvestasi di Bandara Kertajati.
"Ini minatnya sangat besar sekali dari berbagai negara, ini akan nanti kita putuskan Oktober (2023) agar yang mengoperasikan dan ikut dalam kepemilikan (saham)," ujar Jokowi dalam jumpa pers selepas meninjau BIJB Kertajati, Majalengka, Selasa (11/7/2023).
Untuk menambah daya jual, pemerintah pun memutuskan seluruh operasional Bandara Husein Sastranegara, Bandung, dialihkan ke Bandara Kertajati. Nantinya, Bandara Kertajati beroperasi penuh pada Oktober 2023 mendatang.
Adapun kepemilikan saham Bandara Kertajati didominasi oleh pemerintah daerah (pemda) Jawa Barat. Mengutip laman resmi PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), total saham yang dimiliki Pemda Jabar sebesar 83,88 persen.
Lalu disusul oleh PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II dengan komposisi kepemilikan saham di angka 13,78 persen. Kemudian, 1,65 persen saham dipegang oleh Kopkar Praja. Sementara, Jasa Sarana sebesar 0,69 persen.
BIJB sebelumnya tak menampik soal rencana penjualan saham Bandara Kertajati kepada perusahaan asal Arab Saudi dan India. VP of ICT and Corcomm PT BIJB, Agus Sugeng Widodo mengatakan, penjualan bandara yang berlokasi di Kertajati, Majalengka, itu bukan secara penuh, melainkan hanya dalam bentuk investasi saham.
Dengan demikian, kata Agus, tidak benar jika perusahaan asal dua negara itu akan mengambil alih total Bandara Kertajati. Saat ini perusahaan dari kedua negara itu statusnya baru sebatas calon yang akan berinvestasi di Bandara Kertajati.
“Pemerintah India dan Saudi diminta untuk menjadi investor di Bandara Kertajati. Tujuannya tentu untuk meramaikan kalau India ada investasi di situ berarti ada kepentingan untuk meramaikan," kata Agus beberapa waktu lalu.
(FRI)