Jor-joran Promosi di WEF 2023, Seberapa Menarik Investasi di RI?
Indonesia perlu bekerja lebih keras dalam mempromosikan investasi dan memberikan insentif yang lebih menarik untuk para investor.
IDXChannel - Indonesia melakukan promosi jor-joran melalui Paviliun Indonesia dalam gelaran World Economic Froum (WEF) 2023 di Davos, Swiss. Dalam pembukaan Selasa (17/1/2023), pemerintah meresmikan Paviliun Indonesia di WEF 2023.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, Paviliun Indonesia di WEF Davos mengangkat tema Hilirisasi yang Berorientasi pada Green Energy dan Green Industry, Kolaborasi, dan IKN.
Menteri Bahlil juga menyerukan agar para investor tak khawatir datang ke Indonesia.
“Silakan datang ke Indonesia, bapak ibu investor dengan membawa teknologi dan modal, pemerintah punya tugas mengurus perizinan dan insentif,” katanya dalam pidato pembukaan, Selasa (17/01).
Seberapa Menarik Investasi di RI?
Mengutip Trading Economics, penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI) ke Indonesia yang tidak termasuk investasi di sektor perbankan dan minyak dan gas (migas) melonjak 63,6 % secara year on year (YoY) pada tahun ini.
Jumlah ini merupakan rekor tertinggi baru di mana nilai investasi mencapai Rp168,9 triliun atau setara USD 10,83 miliar pada kuartal ketiga 2022 lalu.
Ini juga merupakan kenaikan terbesar dalam dekade terakhir, meningkat dari kenaikan 39,7 % pada periode sebelumnya di tengah upaya pemerintah untuk melonggarkan aturan bisnis dan perizinan karena situasi Covid-19 semakin membaik.
Singapura merupakan negara dengan nilai investasi terbesar, diikuti oleh China, Hong Kong, Jepang, dan Malaysia. Adapun sektor yang terkerek karena adanya FDI ini di antaranya industri logam dasar, transportasi, pergudangan dan telekomunikasi.
Secara total, Indonesia mencatat investasi asing dan dalam negeri sebesar Rp307,8 triliun selama kuartal ketiga, naik 42,1% dari tahun sebelumnya, didorong oleh kenaikan investasi di sektor manufaktur, transportasi dan pertambangan.
Saat ini, yang sangat menjadi magnet utama investasi di RI adalah potensi nikel yang cukup besar. Indonesia masuk dalam jajaran enam negara teratas dengan cadangan nikel mencapai 79% dari cadangan global.
Menurut ASEAN Investment Report 2022, kekayaan sumber daya ini telah menyebabkan peningkatan kegiatan PMA ekstraktif di Indonesia dan meningkatnya perhatian investor ke Filipina.
Masih dari laporan yang sama, FDI di Indonesia naik karena investasi yang kuat di bidang manufaktur; transportasi, penyimpanan dan komunikasi, pertambangan, dan ekonomi digital menjadi pendorong arus masuk.
Salah satu yang menarik investor juga adalah bisnis rantai nilai kendaraan listrik atau EV, mulai dari penambangan dan peleburan nikel hingga produksi baterai, perakitan EV, dan investasi dalam infrastruktur EV.
Potensi pasar dan pesatnya pertumbuhan ekonomi digital, termasuk pusat data, juga disebut menjadi alasan utama aliran dana asing masuk RI.
Adapun FDI di sektor keuangan turun sebesar 56%, dari sebelumnya USD4,4 miliar pada tahun 2020 menjadi USD1,9 miliar pada tahun 2021.
Di tahun ini, dunia akan menghadapi tingkat investasi rendah karena kondisi ketidakpastian global. Laporan terbaru WEF dalam Chief Economic Outlook edisi Januari 2023 menyebutkan bahwa lemahnya investasi di tahun ini dapat terjadi secara massif.
Dari survei yang dilakukan WEF, beberapa alasan lemahnya investasi disebabkan oleh permintaan yang lemah, suku bunga yang lebih tinggi dan biaya input yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, Indonesia perlu bekerja lebih keras dalam mempromosikan investasi dan memberikan insentif yang lebih menarik untuk para investor. Meskipun tren meningkat, bukan berarti tahun ini FDI ke Indonesia akan menarik seperti tahun sebelumnya.
Bahkan, pemerintah bisa dikatakan begitu ambisius soal target investasi. Tahun ini Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menaikkan target investasi sebesar 16,7% dari sebelumnya Rp 1.200 triliun menjadi Rp 1.400 triliun. (ADF)