ECONOMICS

Jual Murah Agar Tak Rugi, Ini Kisah Syawal Imbas Harga Sembako Naik di Awal 2022

Mohammad Yan Yusuf 19/01/2022 11:31 WIB

Sudah sepekan terakhir Syawal (45) pedagang sembako di Pasar Slipi merugi, kiosnya yang berada di lantai satu menjadi sepi setelah harga sembako naik.

Jual Murah Agar Tak Rugi, Ini Kisah Syawal Imbas Harga Sembako Naik di Awal 2022. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sudah sepekan terakhir Syawal (45) pedagang sembako di Pasar Slipi merugi, kiosnya yang berada di lantai satu menjadi sepi setelah harga sembako naik. Syawalnya mulai kehilangan pelanggannya.

"Awal tahun telor, terus sekarang minyak goreng ditambah terigu dan beberapa barang lainnya," kata Syawal, Selasa (18/1/2022).

Kondisi demikian membuat Syawal kebingungan, ia pun terpaksa mengurangi stok beberapa barang, mulai dari telor, beras, hingga minyak goreng. Hal ini dilakukan mengantisipasi kualitas barang agar tak basi.

"Biasanya saya stok 45 kg telor dalam tiga hari, sekarang cukup satu pak (15 kg) untuk seminggu," katanya.

Meski telah mengurangi, namun hal itu tak membuat barang dagangannya laris manis. Para pembeli yang kebanyakan pemilik warteg, catering, hingga para kantin sekolah memilih membeli barang lainnya. Termasuk telur, bila biasanya banyak yang membeli telur minimal dua kilogram, namun karena harga yang melambung, para pembeli memilih hanya membeli seperempat, bahkan hanya dua butir.

Tak terkecuali minyak goreng yang kini mencapai Rp18 ribu per liternya. Beberapa orang pun kini mulai tak lagi membeli minyak goreng karena harganya tak terkendali. Para pedagang warteg yang biasanya sehari membeli 2 liter kini hanya membeli seperempat.

Sedangkan di sisi lain, langkah pemerintah melalui grebek pasar dinilai tak membantu dirinya termasuk para pedagang lain. Penjualan minyak yang di jual di bawah harga toko membuat para pembeli ogah membeli barangnya, alhasil minyak goreng Syawal tak kunjung dibeli.

"Pada akhirnya saya harus menjual lebih rendah, yah minimal bisa balik modal aja deh," katanya.

"Bisa dibilang 2022 tahun yang berat," keluhnya.

Ucapan Syawal sendiri bukan tanpa alasan, semenjak Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, daya beli masyarakat alami penurunan. PSBB maupun aktifitas yang terbatas membuat beberapa pedagang terpaksa kehilangan pelanggan, pemilik warteg, catring, hingga hotel tak lagi menjual makanannya. Imbasnya beberapa barangnya menumpuk di gudang.

Kondisi ini membuat barang barangnya akhirnya menjadi basi. Beberapa barang terpaksa harus di jual murah agar tak merugi terlalu besar.

"Kalo saya masih agak mending mas, coba pedagang sayur, mereka banyak yang rugi. Bahkan dua pedagang disini udah tutup karena terus terus rugi," tutupnya.

Kenaikan sembako yang terjadi di awal tahun membuat daya beli masyarakat menurun. Para pedagang terpaksa harus merugi lantaran sejumlah barang menjadi basi.

Sementara itu, Harga telur ayam negeri di pasaran turun pasca memasuki 2022.

Harga telur ayam negeri per kilogram di pasaran mulai menurun pasca memasuki awal Januari tahun 2022.

Semula harga telur ayam stabil di angka Rp32.000 per kilogram sebelum memasuki tahun baru. Kini harga telur per kilogram sudah mencapai Rp26.000.

"Justru sekarang telur yang menurun. Dari kemarin sudah menurun sekarang sampai Rp26.000," Syawal selaku pedagang sembilan bahan pokok (Sembako) di pasar Slipi, Jakarta Barat, Rabu (19/1/2022).

Syawal menduga turunnya harga telur dikarenakan jumlah permintaan yang mulai rendah sedangkan produksi di peternakan tinggi. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan situasi jelang tahun baru dimana produksi telur rendah namun permintaan meningkat.

Syawal mengatakan penurunan harga terlur terjadi dari hari ke hari.  Maka dari itu, dia memperkirakan tidak menutup kemungkinan harga telur akan turun di angka Rp20.000.

"Kemungkinan bisa turun lagi karena dari kemarin turun terus. Bisa sampai ke harga semula Rp20.000 per kilogram," jelas dia.

Kondisi tersebut tidak dialami oleh harga minyak goreng kemasan dengan berat dua liter. Syawal mengatakan harga minyak kemasan dua liter masih bertengger di angka Rp42.000, tidak berubah sejak memasuki tahun baru 2022.

Sedangkan untuk harga minyak kemasan seberat satu liter diharga Rp21.000. Syawal berhawa tren harga minyak per kilogram bisa turun seperti telur sehingga para pedagang tidak kesulitan dalam menjualnya.

"Kita sih harap harga kembali normal. Kalau harga minyak seperti ini kita juga agak kesulitan menjualnya," jelas Syawal. (FHM

SHARE