ECONOMICS

Jumlah Insinyur RI Kalah dari Vietnam, Minat Sekolah Teknik Sipil Menurun

Iqbal Dwi Purnama 04/08/2023 04:00 WIB

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyatakan, jumlah insinyur di Indonesia masih kalah jika dibandingkan Vietnam.

Jumlah Insinyur RI Kalah dari Vietnam, Minat Sekolah Teknik Sipil Menurun. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menyatakan, jumlah insinyur di Indonesia masih kalah jika dibandingkan Vietnam. Padahal, secara geografis antara Indonesia dan Vietnam masih jauh lebih luas Indonesia.

Sekretaris Jenderal PII Bambamg Goeritno mengatakan, Vietnam punya luas negara sekitar 331.690 km persegi, sedangkan Indonesia punya luas 1,9 juta km persegi. Maka, menurut Bambang seharusnya Indonesia punya insinyur yang lebih banyak untuk mendorong pembangunan yang merata di Indonesia.

"Kami baru ada konferensi di Bangkok, saya kaget sekali, kalau mendengar Vietnam, penduduknya sekarang sudah 100 juta, insinyurnya 4-5 juta, Indonesia 273 juta, insinyurnya hanya 1,4 juta, jadi tidak mungkin kita mengejar Vietnam," ujar Bambang dalam Media Gathering TRIPATRA, Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Bambang menuturkan, hal ini merupakan pekerjaan rumah (PR) yang juga harus diselesaikan untuk mendorong pembangunan Indonesia yang lebih merata dan berkualitas.

"Dari jumlah kurang, apalagi dari kualitas, ini PR besar, ada hubungan yang erat sekali, wilayah kita bergitu luas, kalau kita melakukan pembangunan di Sulawesi kan tidak bisa dari Jawa," sambungnya.

Kata dia, saat ini minat masyarakat untuk mengambil pendidikan keinsinyuran mengalami penurunan. Banyak generasi milenial saat ini yang justru tertarik untuk menggeluti ilmu-ilmu baru yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.

"Kita harus siapkan insinyur kita untuk bisa menggarap potensi di Indonesia. Paling susah untuk tantangan kita adalah mendorong anak muda sekolah insinyur, mereka memilih jurusan atau bercita-cita malah menjadi YouTuber, yang lebih jelas," kata Bambang.

"Kalau bicara tentang banyaknya proyek pemerintah, ya tentu kurang, kalau kita ingin tidak terjebak dalam middle income trap, itu harus digenjot, kalau punya anak keponakan, sekolah insinyur. Ini terutama kepada ibu-ibu, jangan ngambil menantu yang bukan insinyur," pungkasnya.

(YNA)

SHARE