ECONOMICS

Kadin Respons Penerbitan Patriot Bond oleh Danantara

Tangguh Yudha 28/08/2025 15:16 WIB

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia merespons positif penerbitan Patriot Bond oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Kadin Respons Penerbitan Patriot Bond oleh Danantara (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel  - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia merespons positif penerbitan Patriot Bond oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). 

Instrumen pembiayaan ini dinilai sebagai langkah strategis dalam mendukung pendanaan berbagai proyek nasional, khususnya proyek-proyek berorientasi pada energi hijau.

Wakil Ketua Umum Kadin Shinta Widjaja Kamdani menilai penerbitan Patriot Bond sebagai inisiatif yang patut diapresiasi. Ia menyoroti bahwa proyek-proyek yang dibiayai melalui skema ini, seperti pengolahan sampah menjadi energi (waste to energy), memiliki dampak strategis dan ramah lingkungan.

"Ya tentunya pemerintah sudah menawarkan Patriot Bond kepada banyak pengusaha dan kita melihat efek-efeknya seperti apa karena ini kan tentunya volunteer ya, siapa yang mau, jadi ditawarkan ini sebagai bagian daripada pendanaan yang dibutuhkan oleh Danantara," kata Shinta seperti dikutip pada Kamis (28/8/2025).

"Dan proyeknya juga sebenarnya proyek waste to energy yang ini juga proyek green business. Kalau waste to energy itu kan sangat baik buat Indonesia, jadi ya kita lihat harapan kami nanti ada yang bakal berpartisipasi," tutur dia.

Shinta juga menyampaikan bahwa transformasi menuju bisnis hijau kini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi pelaku usaha yang ingin tetap kompetitif di pasar internasional. Menurutnya, permintaan akan produk hijau bukan hanya datang dari sisi produsen, tetapi juga dari konsumen global yang semakin sadar akan isu keberlanjutan.

"Ini udah bukan pilihan karena banyak sekali konsumen di luar negeri banyak yang juga sudah mengharapkan daripada green products, produk dengan standar yang lebih ramah lingkungan. Ini kalau saya berikan contoh di industri kita seperti TPT(Tekstil dan Produk Tekstil),  produksinya itu harus menggunakan source listrik dari yang EBT (Energi Baru Terbarukan)," kata Shinta.

"Jadi menurut saya sekarang sudah banyak yang sudah bukan pilihan, tapi memang kalau kita mau masukkan produk kita ke luar, ya memang itu menjadi pengharapan, jadi bagaimanapun juga sekarang itu bukan pilihan dari produsen saja, tapi juga sudah pilihan daripada demand konsumen," katanya.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE