ECONOMICS

Kadin Segera Kumpulkan Pengusaha Tekstil hingga Elektronik Bahas Tarif Trump 19 Persen

Tangguh Yudha 17/07/2025 10:42 WIB

Kadin Indonesia berencana menggelar rapat dengan pelaku industri dalam negeri, khususnya sektor tekstil hingga elektronik terkait tarif impor AS.

Kadin Segera Kumpulkan Pengusaha Tekstil hingga Elektronik Bahas Tarif Trump 19 Persen. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memutuskan memangkas tarif resiprokal untuk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen. Menanggapi hal itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bakal kumpulkan para pengusaha.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie mengatakan, pemotongan tarif Trump menjadi 19 persen dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Oleh karena itu, dia berencana untuk segera menggelar rapat dengan pelaku industri dalam negeri, khususnya sektor tekstil, garmen, alas kaki hingga elektronik.

Anindya menegaskan pentingnya memastikan kapasitas produksi cukup untuk memenuhi lonjakan permintaan.

>

"Jangan sampai kita (sudah) mendapatkan suatu kemudahan, tiba-tiba malah dimanfaatkan negara lain yang biayanya lebih mahal hanya karena kita tidak siap,” jelas Anindya dalam pernyataan resminya dikutip pada Kamis (17/7/2025).

"(Karena) Kita mau mencari tiga angka. Satu, berapa banyak investasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas. Kedua, berapa banyak kita bisa meningkatkan perdagangan. Ketiga, berapa banyak lapangan kerja yang bisa diciptakan," tuturnya.

Lebih lanjut, Anindya menilai kondisi ini sebenarnya tetap lebih menguntungkan dibanding banyak negara lain. Dengan begitu, capaian pemerintah atas tarif ini patut diapresiasi karena tercapai di tengah posisi Indonesia yang memang mencatat surplus perdagangan dengan AS.

Ia mencontohkan, Meksiko dikenakan tarif sebesar 35 persen, sementara China 30 persen. Bahkan menurutnya, Inggris yang hanya dikenai 10 persen, tetap mencatat defisit perdagangan dengan AS, berbeda dengan Indonesia yang mengalami surplus sebesar USD18 miliar.

“Memang banyak yang menanyakan, kenapa 19 persen? Tidak lebih rendah lagi? Tapi ini relatif daripada keadaan Indonesia saat ini. Indonesia berdagang dengan Amerika surplus USD18 miliar. Sehingga, pasti akan ada tarif. Tapi ini lebih bagus daripada yang dibicarakan sebelumnya 32 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anindya menyatakan kesepakatan tarif ini justru bisa menjadi katalis bagi pertumbuhan perdagangan bilateral antara Indonesia dan AS. Ia optimistis bahwa nilai ekspor Indonesia ke AS bisa meningkat dua kali lipat dalam lima tahun ke depan.

“Kalau saya lihat, perdagangan yang tadinya USD40 miliar, dalam lima tahun bisa mencapai USD80 miliar. Kita mesti lihat bukan hanya untungnya buat mereka, tapi apa untungnya buat kita,” ungkap Anindya.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE