ECONOMICS

KAI Dapat Kuota BBM Subsidi 196.653 KL, Terbanyak Disedot KA Penumpang 

Fiki Ariyanti 25/10/2024 13:50 WIB

Kereta api (KA) sebagai transportasi massal mendapatkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sebanyak 196.653 Kiloliter (KL) pada tahun ini. 

KAI Dapat Kuota BBM Subsidi 196.653 KL, Terbanyak Disedot KA Penumpang (foto dok kai)

IDXChannel - Kereta api (KA) sebagai transportasi massal mendapatkan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sebanyak 196.653 Kiloliter (KL) pada tahun ini. 

VP Public Relations KAI, Anne Purba mengatakan, kereta api merupakan angkutan massal dengan banyak keunggulan, seperti bebas macet, hemat energi, mengurangi beban jalan raya, tingkat keselamatan tinggi, dan jadwal yang tepat waktu. 

Selain itu, sambungnya, penggunaan kereta api untuk angkutan barang juga memiliki banyak keunggulan dibanding transportasi darat lainnya yaitu ramah lingkungan. 

"Sudah sewajarnya diperlukan dukungan seluruh stakeholders guna perkembangannya, salah satunya dengan dukungan pemberian kuota BBM subsidi bagi transportasi kereta api," kata Anne dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (25/10/2024).

Pemakaian BBM subsidi di kereta api diatur dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi RI Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024 Tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas Bumi Nomor 94/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2023 Tentang Penetapan Kuota Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Jenis Minyak Solar (Gas Oil) Untuk Sarana Transportasi Darat Berupa Kereta Api Umum Penumpang Dan Barang Tahun 2024. 

Dalam aturan tersebut, kuota bahan bakar minyak tertentu jenis minyak solar (gas oil) untuk sarana transportasi darat berupa Kereta Api Umum Penumpang dan Barang Tahun 2024 sebesar 196.653 KL.

Rinciannya sebagai berikut:

- Kereta Api Penumpang sebesar 172.849 KL 
- Kereta Api Barang Komoditas Klinker sebesar 1.050 KL 
- Kereta Api Barang Komoditas Parcel sebesar 2.529 KL 
- Kereta Api Barang Komoditas Peti Kemas sebesar 15.539 KL 
- Kereta Api Barang Komoditas Semen sebesar 4.686 KL.

Anne menuturkan, jika dibandingkan sebagai contoh angkutan batu bara yang mengangkut 3.000 ton dengan jarak 409 km per hari menggunakan kereta api hanya membutuhkan 92 KA (1 rangkaian KA dapat mengangkut 61 gerbong batu bara) dengan konsumsi 4.629 liter bahan bakar minyak. 

Jika dibandingkan dengan 150 truk dengan kapasitas besar masing-masing truk 20 ton akan membutuhkan 22.125 liter bahan bakar minyak. Hal itu tentunya sangat jauh berbeda. 

“Perbandingan tingkat efisiensi bahan bakar kereta api dengan moda darat lainnya untuk angkutan barang tentunya jauh lebih tinggi. Saat ini, selain mengangkut batu bara kereta api juga mengangkut komoditi barang lainnya, seperti peti kemas, semen, dan retail,” ujar Anne.

Mengutip dari Guidelines to Defra/DECC’s GHG Covenrsion Factors for Company Reporting, Anne menambahkan, penggunaan KA untuk angkutan barang menghasilkan efisiensi BBM sekitar 79 persen dan secara drastis mengurangi karbon sekitar 99 persen. 

Saat ini, kontribusi angkutan barang berbasis rel baru 2 persen dari total angkutan barang darat secara keseluruhan di Indonesia. 

“Logistik di Indonesia masih didominasi oleh angkutan darat dengan moda truk yang pada realisasinya menyebabkan kerugian yang timbul di jalan raya," kata Anne.

"Seperti dikutip dari situs resmi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) pada 2022, kerusakan jalan akibat truck Over Dimension Over Load (ODOL) hingga memicu peningkatan anggaran untuk pemeliharaan jalan raya. Biaya perawatan jalan raya rata-rata Rp43,45 triliun per tahun,” ujarnya.

Kerja Sama dengan BPH Migas

Anne mengatakan, KAI akan memanfaatkan alokasi BBM subsidi yang ditetapkan pemerintah melalui BPH Migas secara optimal demi mendukung mobilitas angkutan barang dan penumpang dengan kereta api. 

“KAI juga akan terus menjalin kerja sama dengan stakeholder terkait, seperti BPH Migas untuk memastikan penyaluran BBM subsidi berjalan dengan lancer, serta sesuai aturan yang ditetapkan sehingga tetap memenuhi prinsip Good Corporate Governance (GCG),” tutur Anne. 

Khusus untuk angkutan barang, KAI terus mengembangkan angkutan batu bara di Sumatera Bagian Selatan. Melalui distribusi batu bara yang lancar, aman, dan ramah lingkungan menggunakan kereta api, KAI berkontribusi dalam mengamankan ketersediaan energi listrik bagi masyarakat, khususnya untuk wilayah Jawa dan Bali.

“Dalam mewujudkan angkutan batu bara yang sustain untuk kepentingan masyarakat luas, KAI terus berkoordinasi dengan seluruh stakeholder. Koordinasi dengan BPH Migas menjadi salah satu upaya KAI untuk memberikan pelayanan distribusi batu bara dengan optimal guna mendukung pasokan energi nasional,” kata Anne. 

(Fiki Ariyanti)

SHARE