ECONOMICS

Kalah dengan Vietnam dan Malaysia, Menkes Soroti Krisis Dokter Spesialis di Indonesia

Agi Ilman 07/08/2025 20:00 WIB

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyoroti rendahnya jumlah dokter spesialis di Indonesia.

Kalah dengan Vietnam dan Malaysia, Menkes Soroti Krisis Dokter Spesialis di Indonesia. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menyoroti rendahnya jumlah dokter spesialis di Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia saat ini hanya mampu meluluskan 2.700 dokter spesialis per tahun, masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain dengan populasi yang lebih kecil.

Menkes membandingkan dengan Korea Selatan yang meluluskan 3.000 spesialis per tahun meski penduduknya hanya seperlima dari Indonesia. Sementara itu, Inggris mampu mencetak 12.000 dokter spesialis per tahun.

"Kalau kita mengikuti rasio negara lain, seharusnya Indonesia bisa mencetak 30.000 sampai 50.000 dokter spesialis per tahun," kata Budi saat menghadiri peresmian transformasi RS Unggul Karsa Medika menjadi RS Maranatha, di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025).

Sementara di Kawasan ASEAN, kata Budi, Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia.

Bahkan, rasio dokter Indonesia menurut data WHO hanya 0,4 dokter per 1.000 penduduk, lebih rendah dari negara seperti Timor Leste, Filipina, dan negara-negara berkembang lainnya.

"Saya malu, karena jumlah dokter kita bahkan setara dengan negara seperti Zambia dan Tonga," ujar dia.

Budi juga menyinggung masih minimnya distribusi dokter di daerah-daerah. Meski banyak lulusan kedokteran, sebagian besar lebih memilih bekerja di kota-kota besar.

Budi berharap RS Maranatha tidak hanya fokus di kota, tetapi juga memperluas jangkauan ke wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal, termasuk di daerah asal Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha (YPTKM), Orias Petrus Moedak.

"Jangan lupa buka juga di kota kecil seperti di NTT, kampung halamannya Pak Orias. Di sana semua masih serba ketinggalan,” kata Budi.

(NIA DEVIYANA)

SHARE