ECONOMICS

Kasus COVID-19 di Kota Malang Naik, Ketersediaan Tempat Tidur RS Menipis

Avirista M/Kontributor 27/04/2021 10:49 WIB

Data ini tampak dari sejumlah fasilitas kesehatan yang disediakan oleh Pemkot Malang untuk menangani pasien COVID-19.

Kasus COVID-19 di Kota Malang naik signifikan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Malang mulai mengalami kenaikan jelang lebaran Idul Fitri 2021. Data ini tampak dari sejumlah fasilitas kesehatan yang disediakan oleh Pemkot Malang untuk menangani pasien COVID-19. 

Pada Senin 26 Mei 2021, terdapat penambahan kasus COVID-19 sebanyak 20 pasien. Sehari sebelumnya terdapat penambahan kasus 17 pasien terkonfirmasi positif COVID-19. Hal ini meningkat drastis dibandingkan penambahan kasus positif COVID-19 pada Sabtu 24 April 2021 sejumlah 4 kasus konfirmasi positif COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Malang dr. Husnul Muarif menyebut, meski ada tren kenaikan dari sisi keterisian bed di fasilitas kesehatan yang digunakan merawat pasien COVID-19, namun secara akumulasi angkanya masih fluktuatif.

"Kasus harian masih ada ya sekalipun fluktuatif kayak kemarin, kasus baru itu dua. Sebelumnya kasus baru itu ada 12 jadi fluktuatif untuk kasus hariannya," ujar dr. Husnul Muarif, ditemui MPI pada Selasa (27/4/2021).

Husnul menerangkan, keterisian bed di fasilitas kesehatan COVID-19 yang ada di Kota Malang mengalami tren kenaikan. Catatannya, safe house dan RSUD Kota Malang mengalami penambahan keterisian bed.

"Itu ada kecenderungan naik, safe house yang biasanya 30-40 tadi malem 79, RSUD kota malang dengan 49 tempat tidur ruang isolasi yang sebelumnya angkanya 12 - 15, sekarang sudah 20-an. Di RS lain rata - rata dari 33,6 persen naik ke 45 persen," terangnya.

Dijelaskan Husnul untuk penambahan pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kota Malang justru didominasi oleh individu - individu yang melakukan pengetesan COVID-19. "Klaster keluarga hampir tidak ada, jadi emang ada kasus baru yang tidak di klaster keluarga, tapi di individu," katanya.

Menurut Husnul, untuk mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19 masyarakat perlu diingatkan kembali untuk membatasi mobilitas, yang dianggapnya kini kian meningkat.

"Jadi satu memang membatasi pergerakan, jadi masyarakat membatasi pergerakan, karena bagaimanapun juga Covid-19 itu menular, menyebar, terpapar kalau terjadi pergerakan atau pertemuan satu denganyang lain. Sehingga stay at home itu hingga saat ini adalah yang paling efektif," tukasnya.

Sebagai informasi berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, jumlah terkonfirmasi kasus positif COVID-19 hingga Senin malam 26 April 2021 ada 6.301 kasus. Dari jumlah kasus tersebut 5.691 orang terkonfirmasi sembuh, 576 pasien meninggal dunia, dan 34 pasien masih dalam pemantauan. (TIA)

SHARE