Kasus Covid-19 Melonjak Tajam, IDI Sebut Keliru Jika PTM 100 Persen Aman
Ketua Satuan Tugas Covid-19 dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menilai anggapan PTM 100 persen aman adalah keliru.
IDXChannel - Ketua Satuan Tugas Covid-19 dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menilai anggapan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen aman di tengah lonjakan kasus adalah hal yang keliru.
"Ada narasi: PTM aman dilanjutkan. Kecil kemungkinan anak-anak terinfeksi, apalagi telah divaksinasi. Ini keliru," ujarnya dikutip dari akun Twitternya @ProfesorZubairi.
Prof. Zubairi menjelaskan, bahwa vaksinasi tidak akan hentikan anak-anak terjangkit hingga membawa virus. Hal ini dibuktikan sudah bermunculan klaster di sejumlah sekolah, serta keluarga.
Ia menegaskan, Indonesia harus memiliki zero covid strategy guna mengontrol sekaligus mencegah pandemi yang menyasar para pelajar. Sehingga ini akan meminimalisir penyebaran klaster Covid-19 di di area sekolah.
"Kita harus memiliki zero covid strategy jika ingin mengontrol pandemi ini," terangnya.
Zero Covid Strategy atau Zero-COVID juga dikenal sebagai "Find, Test, Trace, Isolate and Support" (FTTIS), yaitu strategi yang diberlakukan oleh beberapa negara selama pandemi Covid-19.
Pengendalian dan strategi penekanan maksimum dilibatkan melalui tindakan-tindakan kesehatan masyarakat, seperti pelacakan kontak, pengujian massal, karantina perbatasan, karantina wilayah dan perangkat lunak mitigasi dalam rangka menghentikan penyebaran Covid-19 saat penyebaran tersebut terdeteksi.
Zero covid strategy ini bertujuan, membuat wilayah tersebut kembali pada jumlah nol dalam hal infeksi yang terdeteksi serta meneruskan kegiatan ekonomi dan sosial yang normal. Negara yang telah menerapkan strategi ini anatara lain China dan Australia.
Sementara itu Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi menyampaikan nasib pembelajaran tatap muka (PTM) yang kini tengah berlangsung di tengah-tengah meningkatnya lonjakan kasus varian baru Covid-19, Omicron di Indonesia.
Menkes Budi mengatakan, saat ini PTM dilakukan disesuaikan dengan PPKM masing-masing daerah. Di mana setiap wilayah memiliki tingkatan kasus Covid-19 yang berbeda-beda.
Ia memberikan contoh, misalnya apabila level PPKM naik seiring semakin meningkatnya kasus Covid-19 ini, maka otomatis jumlah PTM yang ikut akan ikut turun hingga 50 persen.
"Kalau level PPKM naik lagi, harus 100 persen (belajar) from home," kata Menkes saat dalam konferensi persnya secara virtual, Kamis (27/01/22).
Lebih lanjut, kata Budi, adanya pelaksanaan PTM dilakukan 100 persen berada di bawah kebijakan, serta komando Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
Menurut Budi, kebijakan tersebut sewaktu-waktu dapat berubah yakni tergantung level atau trafik angka Covid-19 di Indonesia. Apakah semakin menurun atau sebaliknya. Jika angkanya naik, maka PTM otomatis akan kembali turun menjadi 50 persen. (TYO)