Kasus Covid-19 Membludak, Pemkot Tangerang Kembali Terapkan WFH 50 Persen
Kapasitas PTM akan kembali ke 50% seperti yang sebelumnya pernah diberlakukan
IDXChannel - Sejak 10 Januari 2022, kasus Covid-19 di wilayah Kota Tangerang terus meningkat.
Hal itu membuat Pemerintah Kota Tangerang akan merubah kembali pola Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang saat ini berjalan dengan kapasitas 100% menjadi PTM terbatas untuk mencegah terjadinya penularan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.
"Kapasitas PTM akan kembali ke 50% seperti yang sebelumnya pernah diberlakukan," tukas Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah, pada Jumat (21/1/2022).
Selain merubah pola PTM, Pemkot Tangerang juga kembali memberlakukan pola kerja dengan sistem Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) di instansi pemerintah serta pembatasan hingga penutupan sementara fasilitas umum milik pemerintah daerah.
"Mulai Senin agar kepala OPD mengatur pegawainya yang WFH dan WFO hingga 50%, kemudian taman akan kembali ditutup untuk sementara," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni mengungkapkan berdasarkan data pada Rabu (19/1/2022) tercatat ada 293 kasus aktif, 6 pasien sembuh dan 1 orang meninggal. Hingga saat ini, berdasarkan hasil tracing kluster keluarga menjadi yang terbanyak.
“Saat ini, sama-sama kita ketahui kasus covid-19 varian Omicron juga sudah ada di Kota Tangerang, dengan empat orang keluarga positif covid-19. Dengan itu, berdasarkan semua angka-angka ini kita semua tanpa terkecuali dipastikan untuk tidak boleh lengah," ungkapnya
Dini melanjutkan, berdasarkan asesmen situasi covid-19 per 17 Januari Kota Tangerang masih pada PPKM level 2. Dengan kapasistas respon sedang, yaitu testing diangka memadai, tracing diangka sedang dan indikator treatment diangka memadai.
“Dengan itu, Dinkes akan menggenjot tracing yang pastinya membutuhkan kerjasama masyarakat. Tidak perlu takut dengan petugas kesehatan yang datang ke rumah, untuk melakukan tracing. Ini adalah langkah antisipasi cepat kita untuk memutus rantai penyebaran virus yang lebih panjang lagi,” jelas dr Dini.
(SANDY)