Kasus Covid-19 Omicron Banyak Ketidakpastian, Begini Penjelasan Menkes Budi
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kasus varian Omicron ini masih banyak ketidakpastiannya.
IDXChannel - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kasus varian Omicron ini masih banyak ketidakpastiannya.
“Pertama adalah bahwa kasus Omicron ini masih banyak ketidakpastiannya,” kata Menkes saat Konferensi Pers secara virtual, Senin (31/1/2022).
Pasalnya, kata Menkes, di Amerika kasus puncaknya akibat varian Omicron ini sempat 800.000 per hari dibandingkan dengan Delta 250.000 per hari. “Di Perancis kita lihat puncaknya sekarang masih terus naik di 360.000 kasus per hari dibandingkan dengan Delta 60.000 hari,” katanya.
“Negara yang mirip dengan kita, Brasil sekarang juga masih naik di kisaran 190.000 per hari dibandingkan dengan puncaknya Delta 80.000 per hari. India sekarang 310.000 per hari dibandingkan Delta 380.000 per hari. Jepang 65.000 per hari sedangkan Delta 25.000 hari,” kata Menkes
Menkes pun menegaskan bahwa penularan varian Omicron ini sangat tinggi. “Jadi, yang pertama yang kami sampaikan bahwa penularannya ini tinggi sekali. Dan Indonesia pasti akan mengalami ini.”
Selain itu, kata Menkes, bahwa data dari varian Omicron ini masih banyak yang belum diketahui secara pasti. “Memang datanya sudah sekali lagi masih banyak yang belum kita ketahui secara pasti.”
Menkes mengatakan di Afrika Selatan, jumlah yang masuk rumah sakit jauh di bawah Delta. Kemudian, di Inggris jauh di bawah Delta. Sementara itu, di Amerika secara persentase kasus aktif juga di bahwa Delta, akan tetapi secara nominal jumlah orang yang masuk rumah sakit lebih tinggi dari Delta. “Di Perancis demikian juga secara persentase di bawah Delta yang masuk rumah sakit tapi secara nominal sudah sama dengan Delta dan kasus yang masih naik,” katanya.
“Jadi kembali lagi, melihat kasus seperti ini karena banyak ketidakpastiannya, lebih baik kita hati-hati, kita waspada, kita tidak usah jumawa protokol kesehatan, hindari kerumunan dan kalau bisa lakukan secara mobilitasnya di rumah lebih baik dilakukan di sana. Karena kemungkinan kasusnya akan naik sampai akhir bulan,” tegas Menkes.
(NDA)