Kasus Covid-19 Semakin Parah, Lima Negara Berikan Bantuan ke India
Negara tersebut adalah Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Pakistan dan Jerman.
IDXChannel - Setidaknya lima negara berjanji untuk memberikan bantuan cepat untuk menangani masalah Covid-19 di India. Negara tersebut adalah Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Pakistan dan Jerman.
Beberapa negara tersebut telah berjanji untuk segera mengirim pasokan untuk membantu India ketika negara itu kewalahan karena kekurangan oksigen dan obat-obatan di tengah gelombang kedua virus korona yang menghancurkan.
Seperti dikutip Al Jazeera, Amerika Serikat menyatakan sedang mempersiapkan bantuan obat ke India. Bantuan tersebut berupa, obat-obatan, alat uji Covid-19, ventilator, oksieg dan peralaran pelindung pribadi. Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengidentifikasi sumber bahan mentah yang sangat dibutuhkan untuk pembuatan vaksin Covishield di India dan akan menyediakannya.
Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen men-tweet bahwa organisasi itu "mengumpulkan sumber daya untuk menanggapi dengan cepat permintaan bantuan India". Prancis, Inggris, dan Jerman juga menjanjikan dukungan cepat. Negara tetangganya, Pakistan, juga menawarkan peralatan dan pasokan medis setelah Perdana Menteri Imran Khan tweeted doa untuk "pemulihan cepat".
Kasus Covid-19 Makin Parah
Upaya internasional untuk membantu India semakin cepat ketika krisis COVID-19 di negara itu tumbuh dengan infeksi dan kematian mencapai rekor tertinggi, Minggu (26/4/2021).
Sistem perawatan kesehatan India telah berjuang untuk mengatasi lonjakan besar, dengan laporan kekurangan oksigen dan obat-obatan. Banyak keluarga pasien memohon bantuan di media sosial.
India mencatat 349.691 kasus baru dan 2.767 kematian dalam 24 jam terakhir - tertinggi sejak dimulainya pandemi. Ibu kota India, New Delhi, terkena dampak yang paling parah. Kota itu melanjutkan lockdown satu pekan lagi .
New Delhi pada hari Sabtu melaporkan lebih dari 24.000 kasus baru , dengan lebih dari seperempat dari mereka yang dites memberikan hasil positif. Kota berpenduduk 20 juta orang tersebut juga mencetak rekor kematian tertinggi yaitu 357 orang
“Kami berada dalam tantangan paling menyedihkan yang dihadapi negara kami sejak pemisahan tahun 1947,” kata Dr. Ritesh Malik dari Radix Healthcare kepada Al Jazeera. (TIA)