ECONOMICS

Kejar Pertumbuhan Ekonomi Lima Persen, RI Butuh Investasi Rp4.500 Triliun

Arif Budianto/Kontributor 28/12/2021 06:28 WIB

Indonesia membutuhkan investasi sekitar Rp4.500 triliun untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 5 persen.

Indonesia membutuhkan investasi sekitar Rp4.500 triliun untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 5 persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia membutuhkan investasi sekitar Rp4.500 triliun untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 5 persen, walaupun banyak pihak memprediksi ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan tumbuh antara 4 hingga 5 persen. 

Pengamat Ekonomi Burhanudin Abdullah mengatakan, tahun 2022 ekonomi Indonesia bisa tumbuh pada angka 4,5 hingga 5 persen. Namun banyak tantangan yang akan terjadi untuk mencapai angka itu. Mengingat hampir 60 persen ekonomi didorong oleh sektor konsumsi.

"Tapi untuk mencapai 5 persen, usahanya akan sangat berat. Kalau hitungan saya, setidaknya kita butuh investasi hingga Rp4.500 triliun agar ekonomi kembali pulih dengan pertumbuhan 5 persen," jelas Burhanudin pada Bincang-bincang Kadin Jabar di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang, Kota Bandung, Senin (27/12/2021).

Kebutuhan investasi sebesar itu tentu sangat sulit untuk didapatkan. Apalagi ekonomi dunia belum cukup membaik. Sementara harapan pada sektor lainnya seperti perbankan, juga akan sangat berat. Sebagai perimbangan, setidaknya pertumbuhan bisnis perbankan mesti diatas 10 persen.

Kendati begitu, mantan Gubernur Bank Indonesia itu memprediksi, proses recovery ekonomi akan terus berlanjut pada tahun depan. Namun harus dipertimbangkan adanya efek inflasi negara maju seperti Amerika dan China yang diprediksi akan berpengaruh ke Indonesia. 

"Harga komoditi diprediksi akan tetap relatif tinggi. Sementara CPO dan gold akan tetap menjanjikan," imbuh dia.

Sementara itu, Ketua Kadin Jabar Cucu Sutara mengatakan, pengusaha Jawa Barat tahun depan diprediksi akan tetap menghadapi tantangan yang cukup berat. Hal ini terkait komitmen bersama antara pengusaha dan pemerintah dalam menggenjot ekonomi. 

"Di Jabar misalnya, ada potensi investasi hingga Rp400 triliun. Tapi secara implementasi seperti apa. Kita lihat di Karawang, investasi masuk cukup besar, tapi dampak secara langsung bagi pengusaha lokal belum begitu terasa. Padahal pengusaha lokal ini yang bersentuhan langsung ke masyarakat," beber dia.

Oleh karena itu, menurut Cucu, penting adanya sinergi antara semua pihak, baik pengusaha lokal, investor asing, dan regulator. Sehingga investasi yang masuk betul betul dirasakan manfaatnya. (TIA)

SHARE