Kekeringan di Terusan Panama Hambat Pengiriman Gandum dan Jagung ke Asia
Kemacetan pengiriman melalui salah satu rute perdagangan maritim utama dunia ini terjadi selama puncak ekspor tanaman pangan AS.
IDXChannel – Pengirim biji-bijian curah dari pusat ekspor di Pantai Teluk AS menuju Asia memilih rute yang lebih jauh dan membayar biaya pengangkutan lebih tinggi.
Menurut kalangan analis dan pedagang, hal tersebut dilakukan untuk menghindari kepadatan kapal dan biaya transit yang tinggi di Terusan Panama yang saat ini terkena dampak kekeringan.
Kemacetan pengiriman melalui salah satu rute perdagangan maritim utama dunia ini terjadi selama puncak ekspor tanaman pangan AS.
Biaya yang lebih tinggi ini berpotensi mengurangi permintaan terhadap pemasok jagung dan kedelai AS yang, dalam beberapa tahun terakhir, telah kehilangan sebagian pangsa pasarnya kepada Brasil.
Kapal-kapal pengangkut hasil panen harus menunggu hingga tiga minggu untuk melintasi kanal karena kapal-kapal kontainer dan lainnya dengan jadwal teratur mengambil sebagian besar slot transit yang ada.
Pembatasan ini diperkirakan akan terus menghambat pengiriman biji-bijian hingga tahun 2024. Para analis menyatakan bahwa normalisasi pengiriman mungkin terjadi pada bulan April atau Mei ketika musim hujan di kawasan tersebut diperkirakan akan mengisi kembali waduk.
"Hal ini menyebabkan gangguan yang cukup besar baik dalam hal biaya maupun penundaan," ujar Jay O’Neil, pemilik HJ O’Neil Commodity Consulting, sebagaimana dilansir Reuters.
Otoritas Terusan Panama membatasi transit kapal pada musim gugur ini karena kekeringan yang parah membatasi pasokan air yang dibutuhkan untuk mengoperasikan sistem kuncinya. Otoritas tidak menanggapi permintaan komentar tentang penundaan pengiriman biji-bijian.
Saat ini hanya 22 transit harian yang diizinkan, turun dari sekitar 35 dalam kondisi normal. Pada Februari 2023, jumlah transit akan menyusut lebih jauh menjadi 18 per hari.
Kapal-kapal biji-bijian sering kali berada di barisan belakang karena mereka biasanya mencari slot transit hanya beberapa hari sebelum tiba. Sebaliknya, kapal-kapal pesiar dan kontainer biasanya melakukan pemesanan berbulan-bulan sebelumnya.
Setiap slot terjadwal yang tersedia akan dilelang, namun permintaannya sangat tinggi. Beberapa slot telah terjual seharga $1 juta atau lebih. Biaya sebesar itu dianggap tidak bisa dipertahankan bagi bisnis perdagangan biji-bijian yang umumnya memiliki margin keuntungan yang tipis.
"Perdagangan biji-bijian dan segmen kapal curah akan menjadi pelanggan terakhir yang melewati Terusan Panama. Saya tidak akan mengandalkan Terusan Panama dalam waktu dekat," ujar Mark Thompson, pedagang senior di Olam Agri, dalam laporan tersebut.
O’Neil menambahkan, waktu tunggu untuk kapal pengangkut biji-bijian curah membengkak dari sekitar lima hingga tujuh hari di bulan Oktober menjadi sekitar 20 hari di akhir November.
Salah satu opsi yang tersedia adalah melalui jalur selatan di sekitar Amerika Selatan atau Afrika, atau memilih transit melalui Terusan Suez.
Namun, rute-rute yang lebih panjang ini dapat memperpanjang waktu pengiriman hingga dua minggu, yang kemudian meningkatkan biaya bahan bakar, gaji kru, dan sewa kapal.
Menurut laporan Departemen Pertanian AS (USDA), pada paruh kedua bulan Oktober, hanya lima kapal biji-bijian dari Teluk AS yang menuju ke Asia Timur yang melalui Terusan Panama, sementara 33 kapal memilih berlayar ke timur dan menggunakan Terusan Suez.
Tahun sebelumnya, pada periode yang sama, 34 kapal memilih Terusan Panama, sedangkan hanya tujuh kapal yang memilih Terusan Suez.
Beberapa eksportir AS juga telah mengubah rute pengiriman hasil pertanian ke Asia dengan memuatnya dari pelabuhan-pelabuhan di Pasifik Barat Laut.
Namun, proses ini juga berimplikasi pada biaya yang lebih tinggi karena fasilitas-fasilitas tersebut lebih cenderung menyuplai biji-bijian melalui jalur kereta api daripada jalur tongkang yang lebih ekonomis untuk memenuhi kebutuhan eksportir di Pantai Teluk.
Selain itu, Data inspeksi ekspor mingguan USDA menunjukkan bahwa hanya 56,8 persen dari total ekspor jagung AS pada bulan Oktober tahun ini, yang dikirim dari pelabuhan Gulf Coast, mengalami penurunan dari 64,9 persen pada Oktober 2022 dan 72,1 persen pada Oktober 2021. (TSA)