ECONOMICS

Kekurangan Devisa, Sri Lanka Batasi Impor BBM Selama Setahun

Febrina Ratna 26/07/2022 07:29 WIB

Sri Lanka akan membatasi impor bahan bakar minyak (BBM) selama 12 bulan ke depan karena kekurangan devisa.

Kekurangan Devisa, Sri Lanka Batasi Impor BBM Selama Setahun. (Foto: MNC Media)

IDXChannelSri Lanka akan membatasi impor bahan bakar minyak (BBM) selama 12 bulan ke depan karena kekurangan devisa. Pemerintahan yang baru pun terus mencari jalan keluar dari krisis ekonomi yang melumpuhkan negara tersebut.

Negara berpenduduk 22 juta jiwa itu telah bergulat dengan kekurangan bahan pokok, termasuk BBM dan obat-obatan, selama berbulan-bulan. Kondisi tersebut terjadi setelah cadangan devisanya berkurang signifikan akibat  kebijakan ekonomi yang salah dan dampak pandemi Covid-19.

"Karena masalah Valas, impor BBM harus dibatasi dalam 12 bulan ke depan," kata Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka, Kanchana Wijesekera, dikutip dari Reuters pada Selasa (26/7/2022).

Lebih lanjut, dia menjelaskan sistem penjatahan bahan bakar akan diterapkan minggu ini. Sistem penjatahan merupakan salah satu langkah pertama yang akan diambil oleh Presiden baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe.

Hal itu untuk meredam dampak krisis setelah dia menjabat pekan lalu menyusul kemenangan dalam pemungutan suara parlemen. Pendahulunya, Gotabaya Rajapaksa, melarikan diri dari negara itu dan kemudian mengundurkan diri awal bulan ini setelah protes massal terhadap kesalahan penanganan ekonominya, dengan pengunjuk rasa menyerbu kediaman dan kantor resminya.

Sri Lanka juga membuka kembali sekolah-sekolahnya pada hari Senin setelah kekurangan bahan bakar yang parah dan kerusuhan politik, membuat sekolah-sekolah itu ditutup selama hampir sebulan.

Meski begitu, pegawai di sektor publik masih diminta untuk terus bekerja dari rumah selama satu bulan ke depan. Hal itu berdasarkan pada surat edaran yang dikeluarkan pemerintah pada hari Minggu lalu.

Di sisi lain, Lanka IOC, pengelola bahan bakar terbesar kedua di negara itu, akan mengimpor bahan bakar dalam dua kali pengiriman pada Agustus mendatang. Direktur pelaksana Lanka IOC, Manoj Gupta, mengatakan masing-masing pengiriman bakal mengangkut sekitar 30.000 ton bahan bakar.

"Kami bekerja sama dengan pemerintah untuk mengurangi rasa sakit dan prioritas kami adalah memasok ke industri," kata Gupta.

Sri Lanka juga dalam pembicaraan dengan IMF terkait paket bailout senilai hingga USD3 miliar, dan berupaya mencari bantuan dari sekutu, termasuk negara tetangga seperti India dan China.

(FRI)

SHARE