Kembangkan Baterai Kendaraan, Toyota Alokasikan Dana hingga 1,5 Triliun Yen
Toyota Motor Corporation siap mengalokasikan dana mencapai 1,5 triliun yen atau setara Rp195,91 triliun pada tahun ini.
IDXChannel - Produsen mobil raksasa, Toyota Motor Corporation siap mengalokasikan dana mencapai 1,5 triliun yen atau setara Rp195,91 triliun pada tahun ini. Dimana dana tersebut akan digunakan untuk pasokan dan pengembangan baterai yang digunakan kendaraan hybrid dan listrik pada tahun 2030 mendatang.
Dilansir oleh Bloomberg, Rabu (8/9/2021) manajemen toyota akan memberikan komitmen perjanjian senilai Rp1 triliun bagi tiap lini produksi. Bahkan pabrikan asal Jepang tersebut, juga akan menyiapkan baterai untuk 70 mobil listrik. Hal tersebut, sekaligus menyiapkan pasokan baterai sebesar 200 gerd watt hour atau meningkat dari rencana sebelumnya sebesar 180 gerd watt hour.
Melansir program Power Breakfast IDX Channel, Rabu (8/9/2021), langkah Toyota dianggap belum melebihi pabrikan Jerman, Volkswagen AG, yang berencana membangun 6 pabrik baterai baru di eropa. Pabrikan ini akan menghasilkan 240 gerd watt hour dengan biaya senilai 29 miliar dolar amerika pada akhir tahun.
Seperti diketahui, pada awal tahun ini Toyota telah mengumumkan rencana untuk memperkenalkan sebanyak 15 EV secara global pada tahun 2025. Dimana, tujuh dari model tersebut merupakan bagian dari seri terbaru perusahaan dan telah ditampilkan pada gelaran Shanghai Auto Show 2021.
Kemudian, untuk kendaraan, kami bertujuan untuk meningkatkan konsumsi daya, yang merupakan indikator jumlah listrik yang digunakan per kilometer, sebesar 30 persen, dimulai dengan Toyota bZ4X," kata Chief Technology Officer, Masahiko Maeda, mengutip Channel News Asia, Rabu (8/9/2021).
Untuk diketahui, Negeri Sakura itu sedang berjuang keras dalam memangkas emisi karbon, hal ini dilakukan setelah pembangkit listrik ternaga nuklir hancur pada 2011 silam di Fukushima.
Dimana, pada November 2020 lalu, raksasa elektronik Jepang, Toshiba, juga ungkapkan akan berhenti membangun pembangkit listrik tenaga batu bara dan mulai beralih pada energi baru terbarukan dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca. (NDA)