ECONOMICS

Kemenhub Klaim Tol Laut Berhasil Tekan Disparitas Harga Komoditas Antarprovinsi

Heri Purnomo 22/09/2022 22:30 WIB

Pelaksanaan tol laut telah memberikan kontribusi dan manfaat khususnya dalam menekan angka disparitas harga serta meningkatkan pemerataan ekonomi.

Kemenhub Klaim Tol Laut Berhasil Tekan Disparitas Harga Komoditas Antarprovinsi. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengupayakan tol laut dalam rangka mewujudkan ekonomi yang berdaya untuk masyarakat terutama di wilayah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).

"Kami akan terus memberikan pelayanan terbaik untuk memperkuat sektor maritim guna mewujudkan ekonomi masyarakat yang lebih baik terutama di wilayah Timur Indonesia, salah satunya dengan program tol laut," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha, dalam keterangan tertulis, Kamis (22/9/2022). 

Arif mengatakan pelaksanaan tol laut telah memberikan kontribusi dan manfaat khususnya dalam menekan angka disparitas harga serta meningkatkan pemerataan ekonomi sehingga tol laut menjadi tonggak baru menekan disparitas harga yang terjadi selama ini antara wilayah barat Indonesia dengan wilayah timur Indonesia.

Adapun program tol laut memiliki 33 trayek yang dilayani dengan mengoperasikan 32 kapal yang menyinggahi 130 pelabuhan untuk memberikan pelayanan distribusi barang, membangkitkan perekonomian, menjaga ketersediaan barang, dan turut menggali potensi unggulan daerah yang bisa didistribusikan ke luar daerah tersebut.

"Muatan berangkat terbanyak yang diangkut oleh kapal tol laut di antaranya semen, beras, air mineral, dan minuman ringan. Sedangkan komoditi muatan balik terbanyak di antaranya adalah kayu, kopra, rumput laut, batang pohon kelapa, dan arang," ujar Dirjen Arif.

Kementerian Perhubungan juga melakukan inovasi dan terobosan dalam rangka ketahanan pangan nasional, salah satunya dengan membuat pola perdagangan baru dari wilayah pusat pangan baru (food estate) seperti Merauke ke wilayah Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur. 

Pada pelaksanaannya, saat ini program tol laut juga telah didukung oleh aplikasi yang mempermudah pelaku usaha dalam melakukan proses pemesanan hingga pengiriman barang.

“Karena program tol laut merupakan sinergi, jadi kami juga melakukan kerjasama melalui aplikasi SITOLAUT dengan BRISTORE dengan sistem end to end user untuk memberikan kemudahan dan memperlancar distribusi dan sistem pembayaran ke masyarakat,” ungkap Dirjen Arif.

Sementara itu, Dirjen Arif memaparkan keberhasilan Tol Laut di wilayah Indonesia Timur, khususnya provinsi Maluku dan Maluku Utara, yang saat ini dilalui oleh 10 trayek tol laut yang menyinggahi 28 pelabuhan di mana wilayah hinterland-nya termasuk ke dalam kategori wilayah 3TP (Terpencil, Terluar, Tertinggal, dan Perbatasan).

Keberhasilan program tol laut di kedua provinsi tersebut terlihat dari jumlah muatan berangkat maupun muatan balik yang cukup besar pada 2022, di mana sampai dengan akhir Agustus sudah mencapai 9.009 Teus, dengan rincian 6.585 Teus muatan berangkat menuju provinsi Maluku dan Maluku Utara dan 2.424 Teus muatan balik dari propinsi Maluku dan Maluku Utara.

"Jumlah tersebut tentunya akan terus bertambah sampai dengan akhir tahun 2022. Jika dibandingkan dengan tahun 2021, di mana sepanjang tahun tersebut jumlah muatan dengan menggunakan tol laut di kedua provinsi tersebut hanya 7.876 Teus, dengan rincian 5.146 Teus muatan berangkat dan 2.730 Teus muatan balik," ungkap Arif.

Adapun jika dilihat sampai dengan akhir Agustus 2022, sudah melampaui capaian sepanjang 2021. Sedangkan untuk muatan balik, capaian sampai akhir 2022 akan sangat berpotensi melampaui capaian tahun 2021 dan secara keseluruhan jumlah angkutan sampai dengan  Agustus 2022 telah melampaui capaian sepanjang 2021.

"Keberhasilan program tol laut ini tidak lepas dari subsidi yang diberikan pemerintah terhadap program ini, sehingga tarif angkutan barang dengan kapal tol laut lebih murah dibandingkan dengan tarif kapal komersil," kata Arif.

Dengan tarif angkutan subsidi pada tol laut, memberikan dampak terhadap disparitas harga yang semakin mengecil antara harga pada daerah asal barang (hub) dengan daerah yang menjadi sasaran tol laut. 

Saat ini sudah terjadi disparitas harga yang semakin mengecil antara harga bapokting di wilayah asal barang atau hub (Jakarta, Surabaya dan Makasar) dibandingkan di wilayah-wilayah yang menjadi hinterland dari pelabuhan-pelabuhan yang disinggahi oleh kapal-kapal tol laut.

Beberapa contoh disparitas harga di beberapa wilayah di Maluku dan Maluku Utara, menurut data dari Kementerian Perdagangan, di antaranya harga minyak goreng di Surabaya Rp17.600 per liter, harga di Kepulauan Tidore sebesar Rp20.000; harga semen di Surabaya sebesar Rp54.800 per sak, harga di Morowali sebesar Rp60.000; dan harga tepung terigu di Surabaya sebesar Rp9.700 per kg, harga di Buru Selatan sebesar Rp10.000 per kg.

"Contoh-contoh tersebut menunjukan disparitas harga yang relatif kecil. Hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan tol laut," tutup Arif. (NIA)

SHARE