ECONOMICS

Kemenhub Proyeksi 5,1 Juta Orang Bakal Mudik Gunakan Kereta saat Libur Nataru

Heri Purnomo 15/12/2022 05:00 WIB

Kemenhub memprediksi sebanyak 5,1 juta orang mudik menggunakan kereta saat libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (nataru). 

Kemenhub Proyeksi 5,1 Juta Orang Bakal Mudik Gunakan Kereta saat Libur Nataru. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian memprediksi sebanyak 5,1 juta orang mudik menggunakan kereta saat libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (nataru). 

Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal mengatakan selama periode libur nataru rata-rata penumpang harian sebanyak 316.141 orang. 

"Tahun ini kami memprediksi penumpang yang akan naik kereta api di masa nataru itu sebesar 5,1 juta selama masa nataru, yang rata-rata penumpang harian sebanyak 316.141 orang," katanya dalam konferensi pers, Rabu, 14 Desember. 

Berdasarkan data DJKA, Risal mengatakan bahwa prediksi tersebut masih di bawah pencapaian target penumpang kereta api pada tahun 2019. 

"Ini posisinya masih di bawah 2019 tetapi di beberapa titik hampir menyamai dari pelayanan di 2019 pada masa sebelum COVID-19," katanya. 

Risal juga memprediksi  jumlah penumpang tertinggi akan terjadi pada tanggal 24 hingga 25 Desember dan tanggal 31 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023. 

Adapun untuk mengantisipasi pergerakan penumpang pada nataru kali ini, Risal menjelaskan KAI telah menyiapkan sarana yang cukup banyak, mulai dari jumlah lokomotif, kereta, hingga kapasitas angkut yang disediakan.

"Jumlah sarana yang ada sekarang adalah sebesar 265.422 untuk Jawa, 35.698 per harinya untuk Sumatera. Kalau bicara totalnya maka 309.046 orang kapasitas yang kami sediakan atau naik 190 persen. Ini terlihat dari posisi lokomotif, kereta dan KRL yang ada di Jawa dan Sumatera, totalnya sebanyak 265.422 untuk Jawa tadi," katanya. 

Lebih lanjut, Risal mengatakan pemesanan tiket kereta api untuk libur nataru bisa dipesan mulai H-45. Dia pun menghimbau untuk masyarakat dapat mempersiapkan perjalanan dari jauh hari. 

"Dengan kondisi tersebut kami bisa lebih mengantisipasi untuk memastikan kapan puncaknya perjalanan kereta api dan kami mengantisipasi layanan untuk perkeretaapian," pungkasnya. 

(FRI)

SHARE