ECONOMICS

Kemenkes Wanti-wanti Lonjakan Omicron Akan Terjadi Kembali Awal Maret

Novie Fauziah 12/02/2022 20:13 WIB

Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19, karena prediksi meningkatnya varian baru Omicron pada awal Maret 2022.

Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19, karena prediksi meningkatnya varian baru Omicron pada awal Maret 2022. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19, karena prediksi meningkatnya varian baru Omicron pada awal Maret 2022 mendatang. Direktur Jenderal Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Dirjen Yankes Kemenkes) Prof. dr. Abdul Kadir mengimbau, agar masyarakat selalu berhati-hati dan sementara waktu tidak melakukan mobilitas tinggi.

Prof. Kadir mengatakan, sejumlah kelompok masyarakat termasuk orang yang lanjut usia (lansia), anak-anak, belum divaksin hingga yang memiliki komorbid harus lebih waspada. Hal ini dikarenakan, mayoritas gejala dari Omicron cenderung ringan, tanpa gejala (OTG) dan seperti flu biasa.

"Omicron bisa berbahaya pada lanjut usia (lansia) termasuk orang dengan komorbid, orang yang belum divaksin, dan anak-anak," ujar Kadir dalam keterangannya saat konferensi pers secara virtual Kamis (10/2/2022).

Lebih lanjut, khsusnya lansia, komorbid dan pengidap hipertensi Prof. Kadir menekankan, agar tetap di rumah saja. Guna mengurangi lonjakan kasus Covid-19 yang diprediksi akan tiba awal Maret 2022 mendatang.

Sementara itu Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, puncak kasus Omicron yang jauh lebih tinggi daripada gelombang Delta kemungkinan terjadi pada akhir bulan ini (Februari 2022).

"Tren terjadi peningkatan angka kasus, prediksi di akhir Februari atau awal Maret 2022 puncak kasus Omicron, 3 sampai 6 kali lebih tinggi dibandingkan puncak kasus karena Delta," tuturnya.

Kemudian Nadia mengingatkan kembali kepada masyarakat yang belum melakukan vaksinasi, agar segera terealisasikan. Hal ini dikarenakan sebagai pencegahan, apabila terinfeksi Covid-19 maka gejala yang akan ditimbulkan relatif ringan.

Nadia menyebutkan, bahwa vaksinasi Covid-19 untuk lansia masih terbilang rendah, yakni 55 persen. Sementara kelompok tersebut termasuk yang rentan terinfeksi, khususnya Omicron di mana penyebarannya dua kali lipat lebih cepat. (TIA)

SHARE