Kemenperin Dorong Pelaku Industri Kreatif Kembangkan Usaha yang Kompetitif
Kemenperin mendorong pelaku industri kreatif di Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang.
IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri kreatif di Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang. Hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan berbagai produk yang inovatif dan kompetitif.
"Kami mendukung penuh kepada para pelaku industri kreatif agar bisa lebih mengembangkan usahanya, termasuk dengan cara berkolaborasi di antara pelaku industri kreatif di Indonesia. Upaya ini tentunya akan mendorong kemajuan ekonomi kreatif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dikutip, Rabu (12/6/2024).
Dia menambahkan, Indonesia memiliki potensi pasar yang besar dan didukung dengan kemampuan sumber daya manusia (SDM) terampil sehingga diyakini dapat berdaya saing hingga kancah global.
Agus Gumiwang melanjutkan, data Statistika Market Insight 2024, melaporkan bahwa nilai pasar domestik industri fesyen di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai USD7,72 miliar yang berasal dari tiga sektor utama.
"Yaitu sektor apparel senilai USD4,04 miliar, sektor aksesoris USD2,18 miliar, dan sektor alas kaki USD1,64 miliar," kata dia.
"Selain itu, sektor industri fesyen diproyeksikan terus tumbuh per tahun rata-rata 4,26 persen hingga tahun 2029, dengan nilai pasar hingga USD9,6 miliar. Angka ini masih bisa meningkat, karena seiring dengan pertumbuhan sektor manufaktur nasional,” lanjut Agus.
Nilai pasar tersebut, kata Agus, menjadi peluang bagi pelaku industri kreatif di Indonesia untuk dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri, yang artinya bisa merebut pasar domestik di tengah persaingan produk impor.
Menperin memberikan apresiasi kepada para pelaku industri fesyen dan kriya yang turut berkontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
"Saat ini terdapat 962 ribu industri fesyen di dalam negeri, yang terdiri dari sektor tekstil, pakaian jadi, kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang mengalami kenaikan sebesar 12 persen dibanding tahun sebelumnya. Sektor tersebut tergolong padat karya, dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 1,6 juta orang," katanya.
Sementara itu, pertumbuhan untuk konsumsi pakaian, alas kaki, dan jasa perawatanya melesat 7,02 persen (y-o-y) pada kuartal II tahun 2023 lalu.
"Pertumbuhan setinggi itu belum pernah dicapai, setidaknya sejak tahun 2010 atau 14 tahun terakhir," katanya.
(NIY)