Kemenperin: Industri Furnitur Perlu Inovasi agar Bisa Bersaing dengan Produk Luar Negeri
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengatakan pelaku IKM furniture dan kerajinan perlu berinovasi.
IDXChannel - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita mengatakan pelaku IKM furniture dan kerajinan perlu terus menciptakan inovasi agar bisa bersaing dengan produk luar negeri.
Sebab, melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika akan menjadi tantangan yang cukup berat bagi IKM furniture dan kerajinan mengingat banyak negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika yang merupakan negara importir furniture dan kerajinan terbesar di dunia.
“Adapun lima negara importir furniture terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, dan Belanda dengan total nilai impor sebesar USD145,3 miliar. Pemerintah telah melakukan langkah-langkah antisipatif, yaitu dengan mengidentifikasi negara-negara non tradisional sebagai alternatif negara tujuan ekspor,” ucapnya dalam keterangan resmi, Selasa (14/3/2023).
Reni juga berharap agar perajin furniture dan kerajinan terus mengeksplorasi kekayaan budaya nasional dengan kemasan modern serta mengikuti tren pasar global. Menurut Reni, inovasi dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing suatu produk, terutama karena industri furniture dan kerajinan erat sekali kaitannya dengan gaya hidup (lifestyle).
Reni menambahkan, untuk memaksimalkan tingkat pertumbuhan serta perluasan pasar industri furniture dan kerajinan, diperlukan adanya penyediaan faktor-faktor produksi utama yaitu bahan baku, modal, dan tenaga kerja. Bahan baku industri furniture dan kerajinan di Indonesia bisa dikatakan cukup melimpah, terutama yang berasal dari hutan produksi.
Menurut Reni, iklim tropis di Indonesia menjadi potensi besar bagi pengembangan industri furniture dan kerajinan. “Karena kita mempunyai kekuatan comparative advantage berupa melimpahnya bahan baku kayu beraneka jenis, kemudian bahan baku rotan dan bamboo,” sebutnya.
Melalui kekuatan dari ketersediaan bahan baku serta didukung dengan desain yang unik dan menarik, pemerintah optimistis produk furnitur Indonesia memiliki nilai tambah yang tinggi dan mampu berdaya saing global.
“Indonesia merupakan penghasil 80% bahan baku rotan dunia, di mana daerah penghasil rotan di Indonesia berada di berbagai pulau, terutama di Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Sumatera,” tandas Reni.
(SLF)