ECONOMICS

Kemenperin Sebut Industri Susu di Indonesia Masih Lemah, Ini Penyebabnya

Heri Purnomo 09/07/2023 09:00 WIB

Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa produktivitas industri sapi di Indonesia masih rendah.

Kemenperin Sebut Industri Susu di Indonesia Masih Lemah, Ini Penyebabnya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa produktivitas industri sapi di Indonesia masih rendah.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, kebutuhan susu mencapai 4,4 juta ton, namun produksi susu segar kita baru mencapai 968.980 ton. 

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika mengatakan kendala-kendala yang dihadapi sektor peternakan sapi perah di tanah air antara lain adalah kecilnya skala kepemilikan sapi, lahan terbatas, mahalnya biaya pembesaran, kurangnya pemahaman terhadap good dairy farming practices. 

"Mandeknya regenerasi peternak karena rendahnya minat anak muda (usía rata-rata peternak sapi perah Indonesia adalah 56 tahun), serta deraan penyakit kuku dan mulut (PMK) yang pernah menjangkiti lebih dari 538 ribu ternak di 17 provinsi pada tahun lalu, di mana 72 ribu ekor adalah sapi perah," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (9/6/2023). 

Oleh karenanya diperlukan adanya program yang ditunjukkan dalam mendukung peningkatan produktivitas peternakan sapi perah di Indonesia. Pemerintah uga sedang melakukan upaya pemulihan populasi ternak sapi perah yang turun akibat wabah PMK.

Putu mengapresiasi PT. Frisian Flag Indonesia (FFI) yang memulai program "Young Progressive Farmer Academy". Melalui program ini, kata Putu para peternak muda dapat berperan untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri. 

"Sebab, saat ini pasokan bahan baku susu dalam negeri baru tersedia 20%," katanya. 

Putu menambahkan program tersebut juga bertujuan untuk mencari peternak muda yang berpikiran progresif dalam mengembangkan peternakan sapi perah yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka, tetapi juga berkelanjutan atau ramah lingkungan. 

Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan masyarakat yang sehat, sejahtera, dan selaras dengan lingkungan, imbuhnya.

Pada program Young Progressive Farmer Academy yang dilaksanakan pada 19 Mei hingga 27 Juni 2023, terdapat 36 perencanaan bisnis potensial yang diajukan, dan telah terpilih 12 peternak yang dianggap memiliki perencanaan bisnis terbaik. 

Kesadaran anak-anak muda untuk meneruskan usaha peternakan sapi perah perlu terus didorong, dan pembekalan job training di Belanda bagi 12 peternak muda yang menjadi pemenang ini akan memperkuat kemampuan managerial dan pengembangan usaha sapi perah mereka, paparnya.

 “Para pemenang program Young Progressive Farmer Academy ini dapat menjadi role model pengelolaan bisnis peternakan sapi perah yang modern dan menjadi motivator bagi peternak-peternak muda lainnya di Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya serta berkontribusi pada peningkatan populasi serta peningkatan produksi dan kualitas susu segar di dalam negeri," tandasnya.

Putu berharap, para peternak muda ini dapat memanfaatkan kesempatan yang diperoleh untuk berbuat yang sebesar-besarnya baik untuk usahanya sendiri, lingkungannya, maupun untuk negara. 

“Diharapkan dalam tiga tahun ke depan, pemenang program Young Progressive Farmer Academy akan tumbuh jadi peternak skala medium dengan kenaikan pendapatan hingga 50 persen, tuturnya.

Dengan kenaikan skala bisnis ini, para peternak muda ini akan berkontribusi dalam upaya meningkatkan produksi susu nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," katanya. 

(DKH)

SHARE