ECONOMICS

Kemensetneg: Ada Kepala Negara KTT G20 Minta Mobil Anti Peluru

M Fadli Ramadan 09/11/2022 12:07 WIB

Ternyata, ada beberapa kepala negara KTT G20 yang mengajukan permintaan khusus disiapkan mobil anti peluru.

Kemensetneg: Ada Kepala Negara KTT G20 Minta Mobil Anti Peluru. (Foto: GT Planet).

IDXChannel - Pemerintah Indonesia terus mematangkan persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022. Ini termasuk kendaraan yang akan digunakan oleh para delegasi dan peserta.

Pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mempersiapkan mobil listrik yang akan digunakan oleh kepala negara beserta rombongannya sepanjang gelaran G20.

“Ini perjalanan panjang untuk penyiapan fasilitas bagi delegasi yang akan hadir di KTT G20, yang sudah kami mulai sejak September 2021," kata Sekretaris Menteri Sekretaris Negara (Sesmensesneg), Setya Utama seperti dikutip dalam kanal Youtube Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rabu (9/11/2022).

"Jadi, kami bertugas untuk mempersiapkan infrastruktur dan logistik dari G20, mulai dari delegasi datang dan pulang,” lanjutnya.  

Rencananya, setiap kepala negara akan menggunakan Hyundai Genesis G80 Special Edition Long-Wheelbase. Sedangkan peserta yang lain akan menggunakan Genesis G80 tipe standar dan juga Hyundai Ioniq 5.

“Mereka akan datang pada tanggal 13 dan 14 November di Bali dan akan disambut dengan rangkaian kendaraan listrik. Jadi ini komitmen Indonesia untuk menggunakan kendaraan listrik dan akan mengantar delegasi ke hotel masing-masing,” ujar Setya.

Namun, dia mengungkapkan, ada permintaan khusus dari beberapa kepala negara yang akan menghadiri KTT G20. Itu seperti meminta mobil baja atau anti peluru.

Tetapi, sambungnya, ketersedian mobil anti peluru sangat terbatas. Jadi tidak semua kepala negara akan mendapatkan fasilitas itu. Untuk itu, Setya menyarankan, mereka yang memiliki kendaraan jenis itu dapat membawanya jika merasa diperlukan.

Setya menjelaskan, di KTT yang besar, seperti G20 atau Group of Twenty juga ada yang memplesetkan menjadi Giant Twenty karena negara-negara besar dalam hal ekonomi selalu ada permintaan khusus.

“Jelas dinamika seperti itu selalu ada, karena mereka membawa jumlah rombongan yang besar. Ada juga yang meminta fasilitas kendaraan keras, atau anti peluru. Kami sarankan bagi mereka yang punya untuk membawa sendiri, atau kami juga menyediakan, tapi jumlahnya sangat terbatas. Jadi siapa yang cepat meminta dia yang dapat,” ujarnya.

Selain itu, Setya mengatakan, Indonesia masih berdiskusi dengan beberapa negara peserta G20 yang akan hadir agar tidak membawa delegasi terlalu besar. Ini ditujukan agar kondisi lalu lintas tidak terlalu padat akibat banyaknya rombongan peserta KTT G20.

(FAY)

SHARE