ECONOMICS

Kementan Disuntik Anggaran Rp5,8 Triliun, Produksi Beras di 2024 Dipatok Naik 1 Juta Ton

Iqbal Dwi Purnama 13/11/2023 16:02 WIB

Kementan mendapat suntikan anggaran pada TA 2023 sebesar Rp5,8 triliun. Anggaran ini nantinya digunakan untuk meningkatkan produksi padi dan jagung.

Kementan mendapat suntikan anggaran pada TA 2023 sebesar Rp5,8 triliun. (MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat suntikan anggaran pada TA 2023 sebesar Rp5,8 triliun. Anggaran ini nantinya digunakan untuk meningkatkan produksi padi dan jagung nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, lewat penambahan anggaran tersebut produksi beras pada tahun 2024 mendatang bisa tembus 32 juta ton.

Target tersebut 1 juta ton lebih besar dari target sebelum ada persetujuan penambahan anggaran Rp5,8 triliun yaitu 31 juta ton.

Namun jika dibandingkan dengan target produksi beras tahun 2023 sebesar 30 juta ton, maka target tahun 2024 setidak meningkat 2 juta ton.

Amran menjelaskan penambahan anggaran tersebut bakal digunakan untuk pengadaan alat mesin pertanian (alsintan), bibit, benih, pestisida, pupuk, insentif bagi petugas lapangan, serta bimbingan teknis untuk peningkatan produksi beras maupun jagung.

Sehingga diharapkan dengan peningkatan produksi tersebut, maka angka importasi beras kedepannya dapat dikurangi. Sebab importasi justru membuat gabah petani dihargai murah karena membajirnya beras impor di pasar.

"Semuanya (penambahan anggaran) untuk produksi, yang bisa mengangkat produksi pertama bibit, benih, alsintan, pendampingan, kemudian irigasi kita pastikan, semua ini mutlak, semuanya Rp5,8 triliun untuk peningkatan produksi, untuk menekan impor dan meningkat produksi," kata Amran di Gedung DPR, Senin (13/11/2023).

Direktur Jenderal Hortikultura sekaligus Plt. Sekretaris Jenderal Kementan, Prihasto Setyanto menjelaskan target produksi beras 32 juta ton itu memang diakui lebih rendah jika dibandingkan dengan target yang dipatok oleh plt.

Mentan lalu yang dijabat oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebesar 35 juta ton tahun 2024. Menurutnya hal tersebut melihat kondisi dan situasi El Nino yang hingga saat ini masih mengancam sektor pertanian di Indonesia.

Kondisi iklim tersebut membuat masa tanam hingga panen untuk padi juga terulur dari musim-musim panen sebelumnya.

"Tidak (kurangi target), tapi kita mau melihat situasi dan kondisi saat ini yang sedang El Nino, kita mencari yang kira-kira yang maksimal dan realistis, bukan berarti yang disampaikan pak Arief tidak realistis," kata dia.

(NIY)

SHARE