Kena Long Covid-19, Bolehkah Minum Obat Warung?
Penderita long covid-19, apakah boleh minum obat warung? Berikut penjelasan dokter paru.
IDXChannel - Kebanyakan orang pernah mengalami long Covid-19 pasca sembuh. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, ada sekitar 33% pasien mengalami long Covid-19.
Lantas bagaimana pengobatannnya, bolehkah dengan obat warung?
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) mengatakan, tidak direkomendasikan mereka yang mengalami long Covid-19, diobati pakai obat warung. Sebab, long Covid dibagi 3 kelompok, dan obatnya berbeda.
"Untuk saat ini kami merekomendasikan bila ada gejala menetap tidak diobati dengan obat-obatan warung, karena dokter paru membuat ada tiga kelompok di dalam bidang paru," ungkap dr Agus dalam Pertemuan Ilmiah Khusus PDPI 2022 in Conjunction with The 2nd Indonesian Chronic Lung Disease International Meeting (ICLIME) di Jakarta, Sabtu (24/9/2022).
Pertama, sambungnya, kelompok yang terdapat keluhan pernapasan didapat dari foto radiologist larinya normal. Kedua, kelompok yang tidak ada keluhan, tetapi difoto radiologisnya ada kelainan. Dan ketiga adalah kelompok yang ada keluhan dan di foto radiologistnya ada kelainan.
"Masing-masing dari kelompok ini ada obatnya yang berbeda. Oleh karena itu dokter paru yang sudah memiliki pedoman tahu tahu kapan diberikan memberikan obat sesuai kelompoknya," jelas dr. Agus.
Sehubungan dengan itu, mereka yang mengalami long Covid-19 bukan hanya mendapat obat. Tapi juga diamati oleh dokter kurang lebih 1-3 bulan, sejauh mana obat yang diberikan bereaksi.
"Jadi, masyarakat tidak bisa membeli sembarang obat warung. Kemudian juga harus ada pemantauan kita pantau obat itu 1 bulan," sambungnya.
"Kalau dia respon dilanjutkan sampai sembuh bisa hilang, kalau enggak sembuh atau dia tidak respon. Itu akan dievaluasi dengan pengobatan tambahan lain atau pemeriksaan pemeriksaan yang lain yang harus dilakukan," imbuh dr Agus.
Sekadar informasi, menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) sekitar 10%-20% orang, mengalami berbagai efek jangka menengah dan panjang. Ada pun gejala paling umum ditemukan dari kondisi pasca Covid-19 meliputi:
-Kelelahan
-Sesak napas atau kesulitan bernapas
-Masalah memori, konsentrasi, atau tidur
-Batuk terus menerus
-Sakit dada
-Kesulitan berbicara
-Nyeri otot
-Kehilangan bau atau rasa
-Depresi atau kecemasan
-Demam.
(FAY)