Kenaikan Gaji Karyawan Dinilai Agresif, Jadi Alasan GoTo Lakukan Efisiensi?
Langkah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk memecat 1.300 karyawan ternyata tak terlepas dari adanya peningkatan gaji karyawan.
IDXChannel - Langkah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) untuk memecat 1.300 karyawan ternyata tak terlepas dari adanya peningkatan gaji karyawan dari waktu ke waktu. Porsi gaji yang besar menyerap mayoritas total beban perusahaan.
Tak hanya itu, nilai gaji juga lebih besar dibandingkan pendapatan bersih, yang pada akhirnya membuat perseroan melakukan optimalisasi biaya secara menyeluruh baik dari sisi penjualan, pemasaran, hingga melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK.
Berdasarkan laporan keuangan triwulan I/2022, dikutip Jumat (18/11/2022), beban gaji dan imbalan karyawan mencapai total Rp3,5 triliun atau naik 214,75% year on year (yoy).
Angka ini lebih tinggi dari total pendapatan bersih GOTO senilai Rp1,49 triliun. Adapun jumlah karyawan tetap di periode ini sebanyak 9.141 orang.
Seiring waktu berjalan, hingga semester I/2022, beban gaji dan imbalan karyawan bertambah menjadi Rp7,41 triliun alias meningkat 103,43% yoy.
Nilai itu jauh lebih besar dari total pendapatan neto GOTO sebanyak Rp3,39 triliun, dengan kenaikan jumlah karyawan menjadi 9.630 orang.
Jumlah gaji pada semester I/2022 tampak mendekati nilai total gaji dan imbalan karyawan pada akhir 2021 sebesar Rp8,73 triliun, atau selisih Rp1,32 triliun.
Mengingat belum disampaikannya laporan keuangan pada dua kuartal terakhir, total gaji GOTO pada akhir tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi dari akhir 2021.
Pembacaan laporan dua kuartal terakhir itu menunjukkan adanya peningkatan signifikan dari beban gaji, yang menjadi biaya terbesar bagi GOTO selain beban penjualan-pemasaran, hingga ongkos untuk urusan umum-administrasi.
Seperti diketahui, manajemen GOTO memaparkan akan terus melakukan efisiensi biaya di setiap lini perusahaan dengan mendukung percepatan pertumbuhan.
Sejak awal tahun GoTo juga melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, dan melakukan negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama.
Adapun hingga akhir kuartal kedua 2022, manajemen GOTO mengumumkan telah berhasil melakukan penghematan biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek penghematan, seperti teknologi, pemasaran dan outsourcing
(SLF)