Kenaikan Harga Gula Ancam Inflasi Pangan Global
Gula merupakan bahan dasar banyak makanan mulai dari cokelat hingga minuman bersoda.
IDXChannel - Gula merupakan bahan dasar banyak makanan mulai dari cokelat hingga minuman bersoda. Alhasil, kenaikan harga gula berdampak pada peningkatan biaya produksi dan mendorong inflasi pangan global.
Harga gula rafinasi melonjak ke tingkat paling tinggi dalam satu dekade pekan ini. Sementara itu, harga gula mentah mendekati level tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Pasokan gula di dunia terbatas karena India memangkas ekspor. India merupakan salah satu eksportir gula terbesar di dunia.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (30/3/2023), penurunan ekspor gula dari India disebabkan gagal panen akibat musim hujan dan konsumsi tebu untuk biofuel.
Menurut survei Bloomberg terhadap para pedagang dan analis, ekspor India diproyeksikan akan menurun hampir 50 persen menjadi 6 juta ton pada akhir September 2023 dibandingkan dengan 11 juta ton di tahun sebelumnya.
“Jika India mengekspor lebih sedikit gula daripada yang diharapkan musim depan, harga harus naik untuk menarik pasokan dari negara lain,” kata Henrique Akamine, kepala gula dan etanol di Tropical Research Services.
Lonjakan harga gula telah memperburuk dampak inflasi di Inggris. Konsumen membayar lebih mahal untuk makanan kemasan, permen, dan minuman bersoda.
Saat ini, meskipun Brasil yang merupakan produsen utama gula optimis dengan hasil panen tebu yang tinggi, namun hujan yang datang telah menunda proses panen dan kapasitas pelabuhan yang terbatas mungkin dapat membatasi pasokan ke pasar global.
Di Thailand, negara penghasil utama gula lainny, produksi diprediksi akan meleset dari target tahun ini.
Penyebab penurunan ekspor India adalah karena produksi yang lebih rendah dan penggunaan tebu yang lebih banyak untuk bahan bakar nabati. Curah hujan yang tinggi memangkas hasil panen tebu di Maharashtra, yang menyumbangkan lebih dari sepertiga produksi gula di India. Menurut Kementerian Pangan, produksi gula nasional diperkirakan akan turun menjadi 33,6 juta ton pada musim ini, anjlok dari perkiraan sebelumnya sebesar 35,2 juta ton.
Sementara itu, Perdana Menteri Narendra Modi sedang mengupayakan program bahan bakar nabati yang agresif dengan tujuan mengalihkan lebih banyak tebu untuk dijadikan etanol. Pemerintah menyatakan bahwa program ini akan mengurangi tingkat polusi udara, memangkas biaya impor minyak, memanfaatkan kelebihan produksi lokal serta meningkatkan penghasilan petani
Program ini akan mengurangi jumlah tebu yang digunakan untuk membuat gula. Musim ini, pemerintah berencana untuk mengalihkan 5 juta ton gula untuk membuat etanol, naik dari 3,6 juta ton setahun sebelumnya. Tujuan akhirnya adalah mengalihkan 6 juta ton per tahun untuk produksi bahan bakar pada 2025.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)