ECONOMICS

Kepala Bank Sentral Israel: Perang Lebih Mahal dari Perkiraan

Selfie Miftahul Jannah 11/11/2023 23:23 WIB

Kepala Bank Sentral Israel mengatakan perang dengan Hamas merupakan kejutan besar terhadap perekonomian.

Kepala Bank Sentral Israel: Perang Lebih Mahal dari Perkiraan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kepala Bank Sentral Israel mengatakan perang dengan Hamas merupakan kejutan besar terhadap perekonomian dan terbukti lebih merugikan daripada perkiraan awal.

Meskipun perekonomian Israel kuat dan stabil, “Tidak ada keraguan bahwa perang akan emmpunyai implikasi fiskal dan menimbulkan tekanan anggaran” kata Amir Yaron, dikutip dari Reuters, Sabtu (11/11)

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Israel kemungkinan akan lebih rendah sebesar 1% pada tahun 2023 dan 2024, kata Yaron.

“Rasio utang terhadap PDB kemungkinan akan meningkat emnjadi lebih dari 65% pada akhir tahun 2024 karena biaya lebih besar daripada yang diproyeksikan di awal” ujarnya.

Yaron juga menegaskan bahwa perkiraan ini dengan asumsi perang Israel-Hamas tetap terkonsentrasi di perbatasan selatan dan berlangsung hingga akhir tahun ini.

Setelah kelompok Hamas yang dikabarkan didukung Iran itu menyerbu area komunitas-komunitas sisi Israel selatan pada 7 Oktober, Israel memulai serangan udara di Gaza. Diketahuim Serangan Hamas menewaskan sekitar 1.400 orang.

Sejak saat itu, Israel memulai serangan darat. Israel menargetkan untuk menghancurkan Hamas. Saat ini sudah lebih dari 10.000 orang yang tewas di Gaza sejak konflik dimulai, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Yaron juga menekankan bahwa Israel memasuki perang dengan pijakan fiskal yang kuat dengan rasio utang terhadap PDB di bawah 60%. Hal itu diungkapkan Yaron dalam ssebuah panel dengan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, Wakil Direktur Pelaksana Pertama Dana Moneter Internasional Gita Gopinath, dan Ekonomi Universitas Harvard Kenneth Rogoff dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh IMF.

Bank Sentral Israel telah memangkas proyeksi ekonominya sejak perang dengan Hamas dimulai lebih dari sebulan yang lalu, lewar pertemuan suku bunga terakhirnya pada 23 Oktober, bank ini mengatakan bahwa PDB tetap akan naik 2,3% pada 2023 dan 2,8% pada 2024.

Selain itu, Bank Sentral Israel juga mempertahankan suku bunga utamanya pada 4,75% untuk menghindari pemangkasan sebagai upaya membantu shekel. Mata uang ini, serta saham dan obligasi Israel, terpesok usai perang meletus, namun telah menutup semua kerugiannya.

Hal ini sebagian, karena dukungan Bank Sentral menjual lebih dari US$8 miliar cadangan devisa di bulan Oktober dan juga karena meningkatnya optimisme di antara para trader bahwa perang di Gaza akan terkendali.
Yaron mengatakan bahwa langkah Bank Sentral sejauh ini telah mengurangi fluktuasi pada shekel dan telah menyediakan likuiditas dan stabilitas pada pasar keuangan.

“Serangkaian upaya kebijakan yang diambil oleh bank pada bulan lalu menunjukkan kemandirian yang cukup dan diperlukan yang dinikmati oleh bank dan bahwa bank memiliki seperangkat alat moneter yang memadai yang dapat memastikan stabilitas keuangan,” kata Yaron.

Penulis: Noviyanti Rahmadani

(SLF)

SHARE