ECONOMICS

Kepala Bapanas Wanti-Wanti Jaga Stok Pangan Jelang Akhir Tahun

Tangguh Yudha 21/09/2025 15:04 WIB

Bapanas meminta agar seluruh pemangku kepentingan lebih waspada dalam menghadapi dinamika ketersediaan dan harga pangan pokok, khususnya beras.

Kepala Bapanas Wanti-Wanti Jaga Stok Pangan Jelang Akhir Tahun (iNews Media Group)

IDXChannel - Badan Pangan Nasional (Bapanas) meminta agar seluruh pemangku kepentingan lebih waspada dalam menghadapi dinamika ketersediaan dan harga pangan pokok, khususnya beras, terutama menjelang akhir tahun 2025 hingga awal 2026. 

Hal ini bukan tanpa alasan, menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, memasuki bulan November 2025 hingga Januari 2026 mendatang, produksi padi biasanya mengalami penurunan dan konsumsi lebih tinggi dari rata-rata bulanan.

"Kita semua perlu melihat pentingnya pengelolaan stok pangan dan memperhatikan tren produksi, karena pada periode November, Desember 2025, dan Januari 2026, produksi padi bulanan secara historis berada di bawah tingkat konsumsi bulanan," kata Arief Prasetyo dikutip Minggu (21/9/2025).

Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras nasional sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai 28,22 juta ton beras. Ini meningkat sekitar 3,18 juta ton atau 12,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Jika dibandingkan dengan konsumsi Januari - September 2025 yang mencapai 23,21 juta ton, neraca produksi - konsumsi pada periode tersebut surplus sekitar 5,01 juta ton, atau meningkat 3,13 juta ton dibanding tahun lalu pada periode yang sama.

"Ini tentu capaian positif yang harus kita syukuri. Namun kita juga tidak boleh lengah, sebab memasuki November 2025 hingga Januari 2026, produksi padi biasanya mengalami penurunan. Sementara rata-rata konsumsi bulanan mencapai 2,5 juta ton. Di titik inilah kita harus hati-hati menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di pasar,” kata Arief.

Selain itu, Arief juga menekankan pentingnya pengendalian harga. Data Panel Harga Pangan Bapanas menunjukkan harga beras medium mulai dapat ditekan mendekati Harga Eceran Tertinggi (HET), terutama di Zona 1.

Per 18 September, tercatat rerata harga beras medium di Zona 1 telah menurun di bawah HET, yakni di level Rp 13.434 per kilogram (kg). Sementara Zona 2 di Rp 14.049 per kg atau 0,35 persen dari HET dan Zona 3 di Rp 15.976 per kg atau 3,07 persen melampaui HET.

"Kunci utamanya adalah memantau data dengan cermat, memastikan distribusi berjalan lancar, dan bila diperlukan melakukan langkah intervensi, baik lewat operasi pasar maupun penyerapan hasil petani. Dengan begitu, kita bisa menjaga keseimbangan antara kepentingan produsen dan konsumen,” kata Arief.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE