Kepala BPOM Ditugasi Atasi Harga Obat yang Mahal, Begini Strateginya
Jokowi menyebut harga obat di Indonesia 400 persen lebih tinggi dibanding luar negeri. Untuk itu, Jokowi meminta kepada BPOM untuk mengatasinya.
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, pada Senin (19/8/2204). Dia pun mendapat tugas untuk menekan harga obat yang mahal di Indonesia.
Menurut laporan yang diterima Presiden Jokowi, harga obat di Indonesia 400 persen lebih tinggi dibanding luar negeri, khususnya negara tetangga. Untuk itu, Jokowi meminta kepada BPOM untuk mengatasi hal tersebut.
Taruna Ikrar mengatakan pihaknya diminta oleh presiden untuk mengontrol harga obat, setidaknya mirip-mirip dengan harga generik atau harga obat di negara tetangga seperti Malaysia, Filipina atau Singapura. Namun dia mengaku dirinya tidak bisa bekerja sendiri, perlu adanya kerja sama dengan Kementerian Kesehatan.
"Beliau (Jokowi) meminta untuk kolaborasi dengan Menkes. Pak Menkes nanti kami akan koordinasi soal hal ini untuk instruksi, pertama ini kami akan upayakan berjalan dengan baik dan lintas sektor," ujar Taruna Ikrar.
Selain itu, perlu adanya pengembangan inovasi obat. Sebab, banyak obat dari negara produsen seperti Amerika, Jerman, dan Jepang yang dibutuhkan tapi tidak bisa masuk Indonesia dan terdampar di negara tetangga, seperti Singapura.
"Ini akan berdampak berat ke masyarakat kita karena kalau mau pakai obat itu dia harus terbang ke luar negeri," tuturnya.
Dirinya pun menduga adanya mafia obat internasional yang membuat obat dari luar negeri tidak masuk Indonesia. "Kita enggak menuduh negara lain, tapi nampaknya seperti itu, ataupun ada hal lain yang membuat obat itu tak bisa masuk sini," tuturnya.
Menurut Taruna Ikrar masalah lainnya yaitu banyak obat dalam negeri yang disahkannya terlalu lama. "Beliau (presiden) meminta guidance percepatan clinical trial agar obat yang harus dipercepat tak perlu dibuat lama disahkan," ujar dia.
(Febrina Ratna)