ECONOMICS

Kepala SKK Migas Beberkan Sederet Strategi Capai Swasembada Energi

Atikah Umiyani 02/11/2024 03:00 WIB

Swasembada energi menjadi salah satu cita-cita Presiden Prabowo Subianto.

Kepala SKK Migas Beberkan Sederet Strategi Capai Swasembada Energi. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkap sederet strategi untuk mencapai swasembada energi.

Sebagaimana diketahui, swasembada energi menjadi salah satu cita-cita Presiden Prabowo Subianto.

"Sesuai dengan arahan Pak Menteri ESDM dalam rapat koordinasi beberapa waktu yang lalu untuk kita dan juga (periode) Pak Jokowi waktu itu, menyampaikan bahwa produksi harus naik. Sehingga kita melihat sekarang apa jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka Panjang yang harus dilakukan," kata Dwi, Jumat (1/11/2024).

Dwi menuturkan, untuk strategi jangka pendek, pihaknya akan agresif melakukan kegiatan-kegiatan seperti pengeboran, walkover, dan well service. Saat ini, pengeboran sumur ditargetkan sekitar 1.000 sumur, mereaktivasi sumur idle well 1.000 sampai dengan 1.5000 sumur per tahunnya. 

"Kita harus meningkatkan pengeboran jauh lebih dari itu. Sehingga saat ini mungkin jangka pendeknya kita harus dari 1.000, sudah naik ke 1.200 atau 1.300 sumur di mana potensinya adalah lapangan-lapangan yang punya cadangan-cadangan yang sudah ada itu harus segera bisa diproduksi," kata dia.

Selanjutnya untuk jangka menengah, SKK migas juga akan mendorong pengembangan berbagai penemuan lapangan yang memang belum dikembangkan.

"Jadi ada temuan-temuan di masa yang lalu kita kumpulkan ini-itu yang belum dikembangkan, belum diusulkan lapangan yang dikembangkan. Padahal ini kan costnya sudah keluar. Jadi ini yang pertama yang kita akan kejar kepada KKKS," tutur Dwi. 

Kemudian, SKK Migas juga akan mereaktivasi sumur idle sebanyak 1.000 sampai 1.500 per tahun dan mempercepat eksekusi chemical Enchanced Oil Recovery (EOR) di sumur-sumur eksisting. 

"Kalau yang sudah-sudah, kita masuk di primary recovery, secondary recovery. Jadi kalau di hulu migas, kemampuan mengangkat itu ada primary recovery yang hanya di-bor, langsung keluar sendiri. Sampai dia tidak mampu keluar, barulah dipasangi secondary," kata Dwi. 

Dia menyebutkan, dengan mekanisme itu cadangan yang mampu di recover hanya 30 sampai 40 persen. Lalu, dari primary ke secondary menambahkan cadangan sekitar 10 persen. 

"Nah kemudian ada tersier recovery yaitu dengan chemical EOR sehingga bisa me-recover 50 persen. Jadi ini yang harus kita kejar keduanya, tetapi minyaknya tidak bisa diangkat kalau tidak pakai teknologi," kata dia. 

Diakui Dwi, teknologi baru yang sebelumnya disinggung Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memakan biaya mahal lantaran menggunakan zat kimia alias chemical dalam pengoperasiannya. Namun, pemerintah menyatakan bersedia untuk memperbaiki insentif agar bisa mencapai target yang telah ditetapkan.

Strategi jangka panjang yaitu mempercepat rencana pengembangan (plan of development/PoD) yang belum menjadi proyek. 

SKK Migas mencatat total ada 153 PoD baru. Sehingga rencananya, SKK Migas bakal mempercepat PoD 301 penemuan yang belum dikembangkan (undeveloped discoveries), percepatan 12 lapangan chemical EOR, dan full scale EOR Minas.

"Nah ini yang kita dorong, kita kejar itu sekitar 74 POD, jadi tapi ini sebagian besar sekarang sudah mulai banyak yang minta hitung-hitung kembali, minta insentif karena ini dulu waktu disusun sekarang sudah enggak bisa ekonomis lagi. Ini enggak apa-apa," kata dia.

Selain itu, pemerintah memiliki Keputusan Menteri ESDM Nomor 110.K/MG.01/MEM.M/2024 tentang Pedoman Pengembalian Bagian Wilayah Kerja Potensial yang Tidak Diusahakan dalam Rangka Optimalisasi Produksi Minyak dan Gas Bumi.

"Seperti lapangan yang potensial namun tidak dikembangkan 2 tahun juga bisa diambil alih pemerintah. Nah kita punya ini di 2024, kita sudah punya senjata untuk menekan itu," kata Dwi.

Strategi lainnya, pengembangan migas non konvensional (MNK). Adapun proyek MNK yang sudah berjalan yaitu Blok Rokan dengan dilakukannya pengeboran dua sumur dengan hasil positif. 

Strategi terakhir, lanjut Dwi yaitu melelang 60 Wilayah Kerja (WK) dalam waktu dekat. Dia berharap hal ini bisa didukung oleh Kementerian ESDM untuk kemudian dilakukan eksplorasi yang lebih agresif.  

(NIA DEVIYANA)

SHARE