Keren! Masker Kain Produksi Siswa SMK di Indramayu Tembus Pasar Ekspor
Produksi masker kain tersebut berkat kerja sama yang dilakukan SMKN 1 Losarang dengan perusahaan China yang memiliki cabang di Jabar, yakni PT Yalong.
IDXChannel - Siswa siswi SMKN 1 Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, memproduksi masker kain yang sukses menembus pasar ekspor.
SMKN 1 Losarang merupakan satu dari dua SMKN di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IX Jawa Barat yang telah mengantongi status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Wakil Kepala Bidang Humas SMKN 1 Losarang, Aan Sulistyawan mengatakan masker kain produksi siswa siswi SMKN 1 Losarang telah menembus pasar internasional. Bahkan, saat pandemi Covid-19 melanda, SMKN 1 Losarang kebanjiran permintaan masker kain dari mitra industri.
Aan mengungkapkan produksi masker kain tersebut berkat kerja sama yang dilakukan SMKN 1 Losarang dengan perusahaan China yang memiliki cabang di Jabar, yakni PT Yalong.
"Selama kurang lebih dua tahun, produksi masker kain dikirim ke China. Produksinya mencapai 20.000-an masker kain," ungkap Aan, Senin (7/11/2022).
Meski begitu, seiring pandemi yang kini melandai, permintaan masker kain tak sebanyak dua tahun sebelumnya. Namun, pihaknya terus mencari cara agar tetap produktif, salah satunya dengan memproduksi hijab.
"Usai pandemi, produksi masker dialihkan ke jenis produksi kain lainnya seperti pembuatan hijab. Kita tengah persiapkan untuk hal itu dalam waktu dekat ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMKN 1 Losarang, Armani Charli, mengatakan siswa siswi SMKN 1 Losarang tak hanya memproduksi masker kain. Pihaknya terbuka kepada industri untuk menjalin kerja sama sesuai kompetensi teaching factory yang tersedia di sekolah.
SMKN 1 Losarang memiliki tujuh jurusan, yakni jurusan teknik kendaraan ringan, teknik permesinan, teknik elektronika industri, teknik komputer dan jaringan, teknik pertanian, teknik pengelasan, dan teknik kimia industri.
"Kita terus berupaya untuk meningkatan kerja sama dengan pihak industri dari waktu ke waktu. Artinya, di setiap teaching factory kita punya kerja sama dengan industri yang relevan. Misalnya di teknik komputer dan jaringan itu kita bisa menjadi provider untuk menyediakan jaringan internet baik untuk lembaga ataupun mandiri," papar Armani.
Hal yang sama pun berlaku di jurusan teknik pengelasan, teknik permesinan, teknik kimia, teknik elektronika dan teknik pertanian. Dia mencontohkah, siswa teknik pengelasan mampu membuat produk rangka kursi dengan kualitas ekspor, sedangkan teknik elektronik menciptakan lampu emergency.
"Di teknik permesinan kita sudah bekerja sama dengan industri untuk memperoduksi baut, alat berat dan lain-lain," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi mengatakan, omset produk yang berkaitannya dengan industri kreatif pada SMK BLUD se-Jabar dapat menjadi fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam rangka pengembangan sekolah.
Hadirnya BLUD yang berkaitan dengan industri kreatif, kata Dedi, tidak hanya diharapkan menjadi penggerak ekonomi, melainkan juga meningkatkan kemampuan siswa siswi menjadi wirausahawan.
"BLUD menjadi pola peningkatan kemampuan siswa yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan wirausahawan muda yang mandiri," tutur dia. (NIA)