ECONOMICS

Kerusakan Pipa Nord Stream Terungkap, Eropa Ngebet Batasi Harga Gas Rusia

Fiki Ariyanti 19/10/2022 14:20 WIB

Investigasi kerusakan pipa gas Nord Stream akhirnya terungkap, yaitu karena ledakan besar.

Kerusakan Pipa Nord Stream Terungkap, Eropa Ngebet Batasi Harga Gas Rusia. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Penyelidikan terhadap kebocoran pipa gas Nord Stream akhirnya menghasilkan temuan terkait penyebab kerusakan. Menurut hasil penyelidikan, pipa gas Nord Stream itu rusak akibat ledakan besar.

Berdasarkan tangkapan gambar menggunakan private drone, terlihat celah menganga di satu pipa dan sekitar 50 meter bagian hilang dari pipa gas Nord Stream 1 yang pecah, demikian menurut laporan Harian Swedia Expressen.

Kerusakan pipa gas itu membuat aliran gas dari Rusia ke Eropa berkurang dan membuat Uni Eropa terpaksa mencari cara untuk memenuhi kebutuhan gasnya sekaligus berpacu dengan lonjakan harga.

Komisi Eropa kemudian mengusulkan untuk memberi paket tindakan darurat guna mengatasi harga energi yang melambung.

"Kami tahu bahwa kami kuat ketika kami bertindak bersama," kata Presiden Komisi Eropa Ursula Von der Leyen dikutip dari Reuters pada Rabu (19/10/2022).

Negara-negara Eropa sementara ini melindungi infrastruktur energinya melalui instalasi energi Norwegia ke saluran listrik Jerman.

Sementara, operator jaringan listrik dan gas Denmark, yakni Energinet kini mempercepat inspeksi jaringan pipanya sendiri, namun mereka tidak menemukan sesuatu yang abnormal.

Di sisi lain, Rusia yang sempat tertuduh mengurangi pasokan gas Eropa, menilai kerusakan itu disebabkan oleh tindakan sabotase dan menunjuk AS dan sekutunya sebagai dalangnya.

Pihak berwenang dari Swedia dan Denmark sejauh ini telah menyelidiki empat lubang di Nord Stream 1 dan 2. Hasilnya serupa dengan temuan Jaksa Swedia yang mengatakan ada dua lubang akibat ledakan.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan apapun tentang kerangka kerja, di mana kerja sama internasional dengan misalnya Swedia dan Jerman akan berjalan, karena itu tergantung pada beberapa faktor," jelas seorang polisi Kopenhagen.

Pipa Nord Stream 1 telah berhenti beroperasi, bahkan sebelum kerusakan terjadi. Pasalnya terdapat sengketa sanksi barat atas invasi Rusia ke Ukraina. Sementara pipa Nord Stream 2 belum melakukan pengiriman komersial.

Untuk mengatasi krisis energi jelang musim dingin, Komisi Eropa bergegas untuk meminta persetujuan negara-negara Uni Eropa untuk menyusun rancangan pembatasan harga maksimum.

Menurut Komisi Eropa ini merupakan langkah terakhir yang dapat diambil, sehingga perlu memastikan batas harga benar-benar memenuhi persyaratan dan tidak memicu permintaan gas Eropa meningkat.

Namun, Jerman justru menentang usulan pembatasan harga gas karena dianggap menghambat pembelian gas dan penghematan energi. Sedangkan, sebagian besar negara Uni Eropa mendesak Komisi untuk menerapkan batas harga gas meski harus merancang kembali desainnya. 

(Penulis: Ribka Christiana Putri/Magang)

(FAY)

SHARE