ECONOMICS

Kesepakatan Strategis dengan Uni Eropa dan Kanada Perkuat Pariwisata-Investasi RI

Dhera Arizona Pratiwi 04/10/2025 13:03 WIB

Menurutnya, kemudahan akses pasar dan arus investasi yang lebih besar dari Eropa dan Kanada tersebut secara simultan juga akan meningkatkan kunjungan wisman.

Kesepakatan Strategis dengan Uni Eropa dan Kanada Perkuat Pariwisata-Investasi RI. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Penandatanganan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA) dan Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA–CEPA) yang telah dilakukan pemerintah diyakini akan membuka peluang signifikan bagi berbagai sektor penting, salah satunya yakni peningkatan sektor pariwisata.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah sekaligus Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menyampaikan, perjanjian strategis tersebut diyakini akan memberikan dorongan berantai bagi perekonomian nasional, dengan meningkatnya transaksi perdagangan barang dan jasa dan tumbuhnya peluang bisnis serta investasi.

Menurutnya, kemudahan akses pasar dan arus investasi yang lebih besar dari Eropa dan Kanada tersebut secara simultan juga akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Sebab, maraknya kunjungan bisnis dan perdagangan.

"Sehingga, diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi pariwisata unggulan di kawasan," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (4/10/2025).

Dia menerangkan, kedua kesepakatan ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam memperkuat kerja sama ekonomi, tetapi juga akan membuka jalan yang semakin luas bagi pengembangan sektor pariwisata Indonesia

"Tentu akan membawa dampak positif tidak hanya pada peningkatan jumlah wisatawan, tetapi juga akan mendorong investasi dan peluang usaha baru," katanya.

Sejalan dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal DPP Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Budi Ardiansjah sebagai perwakilan asosiasi menilai berbagai kemudahan yang dihasilkan dari kesepakatan tersebut, termasuk pemberlakuan Visa Cascade oleh Uni Eropa yang memungkinkan pemegang Visa Schengen untuk mendapatkan masa berlaku hingga lima tahun.

Dengan demikian, kebijakan itu akan memudahkan perjalanan wisata maupun bisnis ke Eropa.

Dia menegaskan, kemudahan akses tersebut bukan hanya akan meningkatkan minat masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata, tetapi juga akan mendorong tumbuhnya aktivitas bisnis lintas negara. 

Dengan semakin terbukanya peluang perjalanan, pelaku usaha Indonesia dapat lebih leluasa menjalin jejaring, melakukan pertemuan bisnis, serta membuka potensi kerja sama baru dengan mitra di Eropa.

Selanjutnya, Sekjen ASITA Budi juga berharap kemudahan serupa dapat diperoleh dari Kanada, sehingga dapat meningkatkan kunjungan kedua negara. 

Selain itu, penting untuk menekankan asas resiprokal agar kemudahan yang diberikan Indonesia kepada mitra dagang utama dapat diimbangi dengan kebijakan serupa. Penerapan asas resiprokal tersebut diharapkan akan mendorong peningkatan arus wisatawan mancanegara ke Indonesia, baik untuk tujuan wisata, bisnis, maupun investasi.

“Dengan demikian saya percaya bahwa berangkat dari pariwisata kemudian akan dicipta hal-hal lain yang besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa kebanyakan investasi itu masuk setelah investor melakukan perjalanan wisata dulu. Biasanya mereka masuk, mereka terpukau oleh keindahan Indonesia, dan menyadari ada peluang di Indonesia, baru mereka investasi,” ujar Budi.

Lebih lanjut, efektivitas implementasi kedua kesepakatan tersebut tidak hanya ditentukan oleh kebijakan Pemerintah, namun juga melalui kolaborasi erat dengan pelaku usaha pariwisata Indonesia, serta mitra usaha di Eropa dan Kanada.

Kolaborasi tersebut diharapkan mampu memperluas jejaring, memperkuat promosi, serta menghadirkan peluang investasi baru di berbagai destinasi wisata Indonesia.

Dengan demikian, manfaat IEU–CEPA dan ICA–CEPA dapat dirasakan secara optimal dan dapat langsung menyasar pelaku usaha pariwisata di Indonesia.

“Kita berharap kita lebih banyak dilibatkan. Terutama nantinya ada semacam pertemuan antara para pelaku usaha pariwisata yang ada di negara-negara seperti negara kita. Ini harus dipertemukan. Jadi bisa melalui tabletop atau business matching dan sebanyak-banyak yang bisa dilakukan. Jadi itu salah satu cara mendekatkan antara kita sebutnya itu business to business. Jadi business to business harus dilakukan supaya peluang-peluang yang sudah dibuka tadi itu bisa langsung terasa,” kata Budi.

(Dhera Arizona)

SHARE