ECONOMICS

Kimia Farma (KAEF) Mau Tutup Lima Pabrik Obat, Bagaimana Nasib Karyawan?

Suparjo Ramalan 26/06/2024 07:17 WIB

PHK berpotensi dialami karyawan PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), setelah Dewan Direksi perusahaan menutup lima pabrik obat.

Kimia Farma (KAEF) Mau Tutup Lima Pabrik Obat, Bagaimana Nasib Karyawan? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Pemutusan hubungan kerja (PHK) berpotensi dialami karyawan PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), setelah Dewan Direksi perusahaan menutup lima pabrik obat alias rasionalisasi fasilitas produksi pada 2-3 tahun mendatang.

Direktur Produksi & Supply Chain KAEF, Hadi Kardoko memastikan perusahaan tetap memperhatikan hak-hak karyawannya bila jumlah pekerja harus dikurangi.

“Tentu kami memperhatikan betul kalau memang nantinya akan ada dampak (PHK),” ujar Hadi saat paparan Public Expose di Jakarta Timur, ditulis pada Rabu (26/6/2024).

“Terhadap rasionalisasi pegawai, maka KAEF akan memperhatikan yang menjadi hak-hak dari karyawan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, itu menjadi komitmen kami dalam hal ini,” katanya.

Meski PHK menghantui karyawan anggota Holding BUMN Farmasi itu, hingga saat ini Kimia Farma belum menghitung jumlah karyawan yang akan terdampak dari rasionalisasi fasilitas produksi.

Selain ancaman PHK karyawan, anak usaha PT Bio Farma (Persero) ini juga menghitung dampak lain akibat penutupan lima pabrik obat.

“Karyawan yang pasti saat ini kami lagi kalkulasi terkait dampak, ketika nanti memang itu terjadi tentu kami tetap melakukan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku," ujar dia.

Sebagai informasi, saat ini KAEF memiliki sepuluh pabrik obat di beberapa wilayah, seperti Pabrik Sinkona (Subang), Pabrik Jakarta, Pabrik Banjaran (Bandung), pabrik Marin Liza (Bandung).

Lalu, pabrik Lucas Djaja (Bandung), Pabrik Sungwun (Cikarang), Pabrik Phapros (Semarang), Pabrik Watudakon (Jombang), dan dua pabrik lainnya yang berlokasi di Semarang dan Bali.

(YNA)

SHARE