ECONOMICS

Kinerja Ekspor Mulai Turun, Imbas Pelemahan Ekonomi Global?

Iqbal Dwi Purnama 17/05/2023 15:48 WIB

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan pelemahan ekonomi global akan mempengaruhi kinerja ekspor di Indonesia.

Kinerja Ekspor Mulai Turun, Imbas Pelemahan Ekonomi Global? Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan pelemahan ekonomi global akan mempengaruhi kinerja ekspor di Indonesia. Hal tersebut telah tercermin pada catatan Badan Pusat Statistik (BPS) April lalu yang mencatat kinerja ekspor Indonesia terkoreksi -17,62% dibandingkan bulan sebelumnya.

Bahkan jika dibandingkan secara tahunan, nilai ekspor pada April 2023 sebesar USD19,29 miliar, juga lebih rendah jika dibandingkan April 2022 sebesar 29,40%.

Namun, kata Josua, hal tersebut juga disebabkan sejumlah faktor lainnya. Pertama tren penurunan kinerja ekspor pada April 2023 itu juga akibat faktor musiman. 

Mengingat pada bulan tersebut waktu operasional banyak terpangkas karena adanya libur bersama lebaran.

"Karena otomatis pada saat pelaksanaan hari raya Idul fitri dan lebaran, ini aktivitas atau hari kerja operasional perusahaan lebih pendek dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya," ujar Josua dalam Market Review IDXChannel, Rabu (17/5/2023).

Selanjutnya, pelemahan ekonomi global. Beberapa negara tujuan ekspor Indonesia seperti Amerika, Eropa, dan China mencatatkan penurunan permintaan.

Beberapa industri dalam negeri yang memiliki relasi dagang dengan Amerika yaitu Industri tekstil, alas kaki, produk olahan karet CPO, furnitur, produk perikanan, hingga barang dari kulit.

Berdasarkan Catatan BPS pada Februari 2023 nilai ekspor Indonesia mencapai sekitar USD21,4 miliar atau secara presentase turun 4,15% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom).

Josua mengatakan, melihat sudah adanya penurunan ekspor maka hilirisasi harus segera dilakukan.

Hilirisasi akan berdampak lebih besar terhadap perekonomian negara, bukan sekadar penyumbang devisa untuk kas negara lewat bea keluar, namun paralel dengan penciptaan lapangan kerja.

"Ada pendorong ekspor lainnya, yang masih kita miliki, yaitu hilirisasi dari produk nikel, ini menjadi driver penting juta selain CPO dan batu bara, bisa mendorong ekspor Indonesia," lanjutnya.

Karena jika hilirisasi difasilitasi pemerintah, maka para pelaku usaha kemungkinan bakal meningkatkan investasinya di sektor tersebut. Sehingga penciptaan nilai tambah bagi bisa semakin besar dari adnaya program tersebut.

"Kalau dari sisi hilirisasi, CPO, nikel, yang terus ada aktivitas investasi juga, artinya ini memberikan nilai tambah yang cukup baik. Sehingga diharapkan program hilirisasi sumber daya alam bisa menjadi penopang kinerja ekspor kita di tahun 2023 ini," pungkasnya. (NIA)

SHARE