Kinerja Tetap Positif di Tengah Kondisi Sulit, Kiprah Pertamina Diapresiasi
Saat ini ini, produksi Pertamina mencapai 70 persen dari porsi kebutuhan nasional.
IDXChannel - Direktur Center for Energy Policy, M Kholid Syeirazi, mengapresiasi kinerja positif Pertamina di sepanjang 2023 yang terus mencatatkan tren meningkat.
Menurut Kholid, tren peningkatan bahkan terjadi di tengah situasi yang tidak mudah, termasuk kondisi geopolitik yang tidak menentu dan fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS.
"Ada peningkatan kinerja. Harus diapresiasi karena terjadi di tengah situasi yang tidak mudah," ujar Kholid, dalam keterangan resminya.
Sisi upstream misalnya, menurut Kholid, kinerja Pertamina mengalami peningkatan. Sehingga sekarang ini, produksi Pertamina mencapai 70 persen dari porsi kebutuhan nasional. Sementara di sektor gas, mencapai 37 persen.
Kholid mengatakan, keberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Dikatakan Kholid, keberhasilan Pertamina mengelola berbagai WK juga tidak mudah. Meskipun merupakan blok alih kelola, namun jika Pertamina tak kompeten tentu akan mengalami penurunan produksi.
"Nyatanya, Pertamina berhasil mengelolanya sehingga menahan laju natural decline," tutur Kholid.
Begitu juga pada midstream dan downstream, Kholid berharap Pertamina terus meningkatkan kinerja. Termasuk di antaranya, segera menyelesaikan pembangunan kilang, sehingga bisa mendukung peningkatan ketahanan energi dan mengurangi impor.
Terpisah, pengamat BUMN dari Datanesia Institute Herry Gunawan juga menilai positif kinerja Pertamina.
Menurut Herry, keberhasilan Pertamina di sektor hulu, tak lepas dari berbagai inovasi teknologi yang dilakukan. Tidak hanya untuk mencari sumber-sumber minyak baru, tetapi juga untuk meningkatkan produksi. Semisal melalui enhanced oil recovery (EOR).
Tak kalah penting, di tengah kondisi geopolitik tidak menentu, Pertamina juga dinilai mampu mengelola manajemen operasional dengan baik. Termasuk di antaranya melakukan efisiensi dengan sangat baik, antara lain inovasi rantai nilai pada sektor hulu hingga hilir.
"Harga minyak di pasar internasional kan gak bisa dikontrol oleh Pertamina, tapi oleh pasar. Jadi ya harus diterima apa adanya. Sementara kegiatan operasional justru bisa dikontrol, dan ini yang dilakukan oleh Pertamina, yakni optimalisasi biaya. Ini membuat kinerja perusahaan tetap positif," tutur Herry.
Sebelumnya, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) awal pekan ini, memang terungkap bahwa kinerja PT Pertamina (Persero) sepanjang 2023 mengalami peningkatan.
Capaian tersebut berkat efisiensi, optimalisasi biaya, manajemen liabilitas, serta komitmen penyelesaian piutang pemerintah kepada Pertamina.
"Seiring dengan pertumbuhan operasional, capaian keuangan pun meningkat berkat efisiensi, optimalisasi biaya, manajemen liabilitas, serta komitmen penyelesaian piutang pemerintah kepada Pertamina," ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan Tahun Buku 2023, yang dilaksanakan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin 10 Juni 2024.
Dalam laporan tahun buku 2023, produksi migas bertumbuh 8 persen dari tahun 2022 sebesar 967 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) menjadi 1.044 MBOEPD pada 2023.
Begitu juga dengan pengolahan dan petrokimia yang mengalami peningkatan produksi sebesar 341 juta BBL pada tahun 2023. Sementara pada bisnis pemasaran dan niaga, realisasi penjualan produk BBM dan Non-BBM juga meningkat menjadi 100 juta KL di tahun 2023. (TSA)