KKP Beri Rp1,03 Miliar untuk Nelayan, Syaratnya Cuma Pungut Sampah di Laut
KKP menyiapkan dana kompensasi sebesar Rp1,03 miliar bagi nelayan yang mengumpulkan sampah plastik di laut.
IDXChannel - Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) menyiapkan dana kompensasi sebesar Rp1,03 miliar bagi nelayan yang mengumpulkan sampah plastik di laut. Ini merupakan program Gerakan Bulan Cinta Laut yang menjadi terobosan KKP dalam strategi ekonomi biru.
Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, dana kompensasi tersebut akan diberikan kepada nelayan yang tidak melakukan penangkapan ikan selama satu bulan pada bulan Oktober 2022. Mereka hanya diminta untuk memungut sampah di laut.
"Ada satu program musim penangkapan ikan, itu ada satu bulan, kita minta untuk kemudian berhenti untuk menangkap ikan, tetapi menangkap sampah plastik di laut," katanya saat konferensi pers di kantor KKP, Selasa (4/10/2022).
"Kegiatan itu akan mengganggu kegiatan mereka, maka kebijakan KKP adalah khusus kepada mereka kita berikan kompensasi yang sama ketika mereka menangkap ikan, yang kemudian menangkap sampah plastik di laut dengan harga yang sama per kilonya sepertinya ikan yang di tangkap," Sakti menambahkan.
Senada, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP, Victor Gustaaf Manoppo menjelaskan, kompensasi tersebut akan diberikan kepada sekitar 1.720 nelayan yang sudah tercatat di KKP yang memiliki Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) di 14 wilayah.
"Dari data kita 3.000 kurang lebih nelayan kita verifikasi lagi, tersisa 1.721. Nah, itu mereka yang betul-betul nelayan yang mengambil ikan dan sudah terdaftar di KUSUKA," katanya.
Adapun mengenai penyakuran dana kompensasi tersebut, Victor menuturkan, penyaluran dana tersebut akan dilakukan melalui rekening nelayan. Hal itu karena nelayan yang sudah tercatat di KUSUKA itu telah memiliki rekening Bank BRI.
Kemudian terkait dengan perhitungan pembiayaan kompensasi atas tidak menangkap ikan yang dilakukan nelayan, Victor menjelaskan, nantinya sampah tersebut akan ditimbang, kemudian diberikan harga sesuai dengan harga terendah ikan yang ada di wilayah mereka.
"Misalnya di Aceh harga ikan terendah Rp3.000 per kilogram (kg) sampai Rp8.000 ya sudah kita ambil tengah-tengah Rp5.000. Nah, itu lebih baik dibandingkan dijual di startup seharga Rp1.800-an," pungkasnya.
(FAY)