ECONOMICS

KKP Kembangkan Teknologi Pengolahan Pupuk Rumput Laut

Azhfar Muhammad 31/01/2022 07:45 WIB

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan inovasi teknologi pengolahan pupuk rumput laut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan inovasi teknologi pengolahan pupuk rumput laut. (Foto: MNC Media)


IDXChannel — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan inovasi rumput laut dengan menggunakan teknologi pengolahan pupuk rumput laut yang dihasilkan melalui Loka Riset Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan (LRMPHP) di Kawasan Bantul, Yogyakarta.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono  mengatakan  Rumput laut merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia yang dapat didayagunakan secara ekologi, ekonomi dan sosial 

“Rumput laut ini  menjadi penggerak pembangunan nasional maupun global yang ramah lingkungan dan berkelanjutan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan resmi yang diterima MPI, Senin (31/1/2022). 

Rumput laut berperan penting dalam penciptaan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Bahkan, ia menyebut rumput laut memiliki peran strategis dalam menjawab persoalan lingkungan hidup dan pemanasan global. 

“Negara beriklim tropis seperti Indonesia memiliki potensi beraneka ragam rumput laut bernilai ekonomi tinggi. Kaki mengajak masyarakat melihat perkembangan teknologi dan inovasi produk rumput laut nasional, sekaligus juga mengetahui potensi dan status pemanfaatan jenis rumput laut Indonesia yang bernilai tinggi,”urainya. 

Dengan melihat potensi tersebut, ia berharap link and match antara hasil penelitian atau pengembangan rumput laut dengan pelaku industri rumput laut guna memajukan industri rumput laut nasional.

Sementara itu, Kepala LRMPHP Bantul Luthfi Assadad mengatakan peralatan pengolahan pupuk organik dari rumput laut yang telah dikembangkan yaitu pengolahan pupuk cair dan pengolahan pupuk padat (granul).

“Pada pengolahan proses dasar, digunakan alat pencuci sistem kontinu dengan kapasitas pencucian 100 kg/jam (E. Cottonii) dan 40-60 kg/jam (Sargassum sp.), yang menggunakan tenaga listrik 3 phase 1.000 watt. Digunakan juga alat pencacah sistem kontinyu berkapasitas 10 kg/jam, yang menggunakan tenaga listrik 3 phase, 8.000 watt,”bebernya

Pada pengolahan pupuk cair digunakan alat pengekstraksi berkapasitas 90 kg/90 menit menggunakan tenaga listrik daya 6.000 watt. 

“Digunakan juga alat pengepres menggunakan press hidrolik berkapasitas 10 kg/10 menit, yang menggunakan tenaga listrik daya 1.000 watt,” tandasnya. (TIA)

SHARE